Nami Island
Sebagai salah satu rasanya objek wisata terkenal dari negeri Ginseng, rasanya tidak afdol jika ke Seoul tidak mengunjungi Namiseom Island, atau yang lebih popular disebut Nami Island. Nami Island terletak di Kota Chuncheon, sebuah kota yang terletak disebelah barat Seoul. Kota Chuncheon merupakan daerah pedesaan yang menawarkan objek wisata alam ciri khas Korea, salah satunya Nami Island.
Mengunjungi Nami Island dapat menggunakan 2 alternatif pilihan transportasi, yaitu menggunakan Bis atau menggunakan Kereta. Jika menggunakan Kereta waktu yang ditempuh sekitar 1.5 jam, dengan urutan stasiun yang harus dituju adalah: menggunakan line Jungang (line ini merupakan lingkar luar kota Seoul), turun di Stasiun Sangbong. Setelah itu berpindah line ke Stasiun Gapyeong, yang merupakan destinasi stasiun untuk mengunjungi Nami Island. Perjalanan selanjutnya ialah keluar stasiun menuju Pelabuhan untuk menyebrang ke Nami Island, untuk menuju Pelabuhan dapat menggunakan taksi dengan biaya sekitar 2700 KRW atau menggunakan Bis dengan biaya 1000 KRW.
Nami Island Map |
Setelah sampai saya sempat terkejut dengan plang bertuliskan “Naminara Republic” dan tak jauh dari situ terlihat loket imigrasi dengan keterangan entry visa. Di dalam benak saya, jangan2 ini merupakan daerah yang terpisah dari Korea, saya membatin untung saya selalu membawa passport saya. Tapi setelah tiba di loket imigrasi ternyata itu merupakan strategi marketing pariwisata Korea untuk membuat Nami Island seakan2 merupakan sebuah Negara. Naminara Republic sendiri merupakan Nami Island, loket Imigrasi ternyata adalah loket tiket, dan Visa entry yang dimaksud ternyata adalah tiket masuk *tepok jidat*. Untuk mendapatkan “Visa”, biayanya sebesar 8000 KRW, setelah itu harus menyebrang dengan menggunakan kapal atau bisa menggunakan flying fox dengan catatan apabila cuaca cerah.
Ministry of Tourism alias Tourist Information Center |
Nami Island merupakan makam Jendral Nami, seorang jendral kejam dan controversial pada masa Dinasti Joseon. Jendral Nami diasingkan di sebuah pulau oleh Kaisar Yejong karena dituduh sebagai pemberontak, meskipun pada akhirnya tuduhan tersebut terbukti tidak benar. Jendral Nami meninggal pada usia muda di tempat pengasingannya, oleh karena itu pulau tersebut dinamakan Nami Island.
pohon mapple |
Nami Island mulai dibuka sebagai objek wisata pada tahun 1953 dan mencapai puncaknya ketika Pulau ini dijadikan lokasi shooting film drama Korea berjudul “Winter Sonata”. Sejak itu, ribuan wisatawan local maupun mancanegara berbondong-bondong pergi ke Nami Island, untuk sekedar menikmati suasana romantisme pada film tersebut. Tak heran jika pengunjung terbanyak merupakan pasangan muda-mudi Korea.
Salah satu spot terkenal pada Nami Island adalah deretan pohon yang membentuk lorong panjang. Lokasi ini merupakan adegan memorable dimana pada film Winter Sonata, pasangan tersebut sering menghabiskan waktu bersama, akibatnya lokasi ini menjadi sasaran tempat berfoto wisatawan. Jika datang pada saat peak season, sering kali foto yang didapatkan bukan berlatar belakang pohon, tetapi malah berlatar belakang puluhan wisatawan. Saran saya sebaiknya mengunjungi tempat ini pada saat musim gugur, pada saat itu pohon berwarna kuning kemerahan dan mulai berguguran. Indah sekali.
Selain wisata foto, objek lain yang dapat dinikmati ialah bersepeda mengelilingi Nami Island yang mempunyai luas 4.3 Km. Tarif sewa sepeda untuk 30 menit adalah: sepeda single 3000 KRW, sepeda double 5000 KRW, dan untuk sepeda besar (muat 3 orang) 10.000 KRW. Jika lapar setelah bersepeda, jangan takut, di Nami Island terdapat banyak resto dengan menu makanan Korea (ada yang bersertifikat halal), supermarket, dan café yang menyuguhkan minuman kopi dan teh. Selain itu terdapat pula kolam air mancur kecil, rumah2an dari ijuk, dan area permainan menyusun batu untuk melatih konsentrasi dan kesabaran.
Becak Korea |
Chuncheon
Setelah seharian mengunjungi Nami Island, kami memutuskan untuk pergi ke Daerah Chuncheon dengan menggunakan Kereta dari stasiun Gapyeong (perjalanan hanya 10 menit). Sesampainya di Chuncheon saya langsung jatuh cinta dengan kota ini. Chuncheon merupakan daerah pedesaan, suasananya sepi tetapi tetap modern. Banyak sekali tempat wisata yang terdapat pada kota ini, namun karena waktu yang terbatas kami akhirnya memilih untuk menikmati sunset di Chuncheon Dam dan makan malam dengan menu khas daerah Chuncheon yaitu DakGalbi (Spicy Grilled Chicken) dan Makguksu (Noodles in beef).
Chuncheon Dam |
Untuk mengunjungi Chuncheon Dam dapat menggunakan bis nomor 11 (klo ga salah), dengan jarah tempuh sekitar 40 menit. Selama perjalanan, saya sangat menikmati suasana kota yang sepi, dan juga pemandangan alam yang membuat saya betah berlama2 menatap kaca jendela bis. Hehehe. Sesampainya disana, saya semakin kagum dengan bangsa Korea. Meskipun ‘hanya’ berupa Bendungan, tapi dapat menjadi objek wisata yang menarik. Kami memanfaatkan waktu untuk rileks sejenak di Bendungan ini, sekedar duduk memandang bukit2, dan meluruskan kaki, aahhh rasanya nikmat sekali.
Chuncheon Dam |
Meskipun di Seoul terdapat banyak sekali restoran dengan menu DakGalbi, tetapi rasanya lebih seru kalau makan langsung di tempat asalnya. Segera kami menuju daerah Myeongdong DakGalbi Street, dan memilih resto yang agak besar dan ramai (ciri2 resto tersebut enak, hehehe). Akhirnya setelah berjalan2 dan perut kenyang, kami pun kembali ke Kota Seoul. Dalam hati saya menggumam, I heart this city, and I’ll come back soon, Chuncheon!
DakGalbi as our dinner! |
wuuuuihh...kereeen, pengen ke nami island, foto dkt deretan pohon sm misua (romangtis-red)...gubrakkk!!! hehehe
ReplyDeletebilang gih ke Bosnya, minta dibelikan tiket ke Seoul..hehehehe...iyaaa romantis bangett Ber, udah dua kali gw ke tempat yang romantis tp pas lagi jomblo..
ReplyDelete1. Gili trawangan
2. Nami Island
ihikkksss