Sunday, November 22, 2015

Hobbiton Movie Set Tour

Halo
Mendekati pergantian tahun saya jadi teringat “wish list” yang pernah saya bikin 5 tahun yang lalu. Wish listnya entah kemana tau, tapi saya masih ingat beberapa, salah satunya adalah pengen main ke Hobbiton, dan Alhamdulillah keinginan saya tercapai tahun ini. yiippiiee. 


Bagi yang belum tau apa itu hobbiton atau belum nonton film The Hobbit dan Lord of The Ring (LOTR), Hobbiton adalah salah satu desa tempat tinggal para Hobbit (manusia kerdil). Hobbiton ini dibuat sedemikian rupa hanya untuk keperluan shooting film LOTR dan The Hobbit. Aslinya, kawasan hobbiton merupakan tanah keluarga Alexander seluas 500 hektar yang sudah turun temurun menjalankan usaha peternakan sejak tahun 1978. Setelah shooting selesai, kawasan ini kemudian dijadikan tempat wisata pada tahun 2012.


How to get there
Hobbiton movie set tour terletak di 501 Buckland Rd, Hinuera, Matamata 3472, New Zealand. Perjalanan dari Auckland sekitar 2.5 jam naik mobil. Selain naik mobil, pengunjung dapat menggunakan transportasi publik Bis Intercity yang berangkat jam 08.00 dari Sky City Coach Terminal, 102 Hobson St, Auckland. Perjalanan menggunakan bis intercity relatif lebih lama (3.5 jam) karena bis mampir dulu ke beberapa titik pemberhentian untuk mengangkut penumpang.  Tiket bis intercity bisa dibeli via onlline melalui website intercity, Auckland i-SITE Visitor Information Centre - Princes Wharf 137 Quay St, Auckland 5561 atau datang langsung ke Sky City Coach Terminal.


Jadwal Bis ke Hobbiton movie set:
9.30am
10.15am
11.00am
11.45am
12.30pm
1.15pm
2.00pm
2.45pm


Ticket price
Dewasa: 75 AUD (khusus untuk pengunjung yang naik bis intercity biayanya 149 AUD – sudah termasuk tiket bis PP Auckland to Auckland)
10-14 tahun: 37.50 AUD
5-9 tahun: 10 AUD
0-4 tahun: GRATIS



Sepanjang tour kita didampingi oleh tour guide yang menceritakan awal mula dipilihnya Alexander Farm menjadi lokasi shooting hobbiton. Lalu tour guide mengajak kita untuk berkeliling area hobbiton sambil menjelaskan cerita seru dibalik pembuatan hobbiton. Rumah2 kelinci berpintu bundar ternyata hanya di setting di depan saja. Hahahaha. padahal saya pengen masuk ke dalam, ternyata ga ada apa2nya di balik pintu bundar. Sebagian shooting berlokasi di beberapa tempat. Ternyata shooting "dalemnya" rumah Hobbit dilakukan di lokasi indoor. Lokasinya berada di daerah Wellington. Sedangkan untuk pemandangan "kompleks" Hobbiton dilakukan di Matamata ini.


Cerita menarik lainnya adalah pohon palsu di atas Bilbo Baggins, ternyata materialnya diimpor langsung dari Taiwan. detik2 menjelang shooting perdana, warna hijau daun  tidak sesuai dengan kemauan sang sutradara, akhirnya kru mengecat ulang dedaunan 6 jam sebelum shooting film dimulai. kebayang ga sih repotnya?!

Sepanjang tour saya tidak henti2nya terpana, seperti ga percaya saya beneran ada di Lokasi Shooting LOTR, film favorit saya. Seriusan! Apalagi pas nyampe di rumahnya Bilbo Baggins. Wuaaahh. Heboh sendiri. Hahaha.


Di akhir tour, kami mengunjungi Green Dragon dan disuguhi minuman. Ada beberapa pilihan yang beralkohol dan tidak beralkohol. Saya memilih Ginger Beer (semacam wedang jahe, tidak beralkohol).

Tips:
  1. HP dan kamera mesti full charged. Di tempat ini kita akan banyak foto2, jadi jangan sampe keabisan baterai. Jangan kaya saya, huhuhu.
  2. Best Visit: SPRING (September-October-November), jadi bunga2 pada mekar dan pohonnya masih hijau.
  3. Jika hendak menggunakan bis intercity, Saya sarankan agar membeli tiket sehari sebelumnya biar ga ribet, karena bis berangkat jam 8 TENG!

Sunday, November 1, 2015

Solo traveling

Hallo November,

Seneng ih udah masuk bulan baru, tapi sekaligus kaget karena bentar lagi udah memasuki tahun baruuu 2016! Time flies ya? cepet banget berasanya. *langsung cek resolusi 2015* hahahaha.

Anyway, hari ini saya mau sharing tentang pengalaman solo traveling saya. Sebenernya belom canggih juga sih pengalamannya, baru 3x ngebolang sendirian. Pengalaman pertama kali itu pas saya ke Melbourne, trus ke New Zealand dan baru2 ini ke Jogya. Semuanya itu dilakukan tahun ini. hahaha. Maruk trip :p

Waktu ke Melbourne saya belom terlalu enjoy ngetrip sendirian. Mungkin karna pas disana saya kebanyakan ngumpul sama temen dan sodara, jadi ga sendirian2 amat. Baru pas di New Zealand saya ngerasa enaknya ngetrip sendirian. Trus apa enaknya ngetrip sendirian?

Traveling alone gives you the chance to indulge yourself fully.
Cobain deh, ngetrip sendirian itu ngasi sensasi yang beda. Dan bagi kebanyakan orang, pengalaman ini kaya pengalaman spiritual yang susah dilupakan. Bagi saya, solo traveling itu seperti “kenalan” lagi sama diri saya. Klo ngetrip berdua atau bareng grup ujung2nya saya kompromi, sedangkan klo ngetrip sendirian saya bisa pergi ke tempat yang saya suka dan bisa berlama2 disana. Ga perlu khawatir ditungguin teman saya. Selama trip saya bisa ngatur2 waktu sendiri. Kapan saya berhenti, kapan saya lanjut. Saya pun ga kesel klo tiba2 destinasi pilihan saya ga sebagus yang saya kira,  misalnya. Karna toh itu keputusan saya. Satu hal yang “temukan” selama kemaren saya ngebolang sendirian adalah saya sebenernya ga terlalu suka kulineran klo ngetrip. Saya ga masalah makan yang sama berhari2, ga terlalu tertarik juga sama makanan lokal. Malah lebih enak saya masak sendiri pake bahan lokal. Hehehe.

I was forced to take up the tasks myself.
Ngetrip sendirian juga bisa bikin kita belajar untuk lebih mandiri. Biasanya kan klo ngetrip berdua atau group kita bagi2 tugas, tapi klo solo traveling kita mesti ngerjain semua sendiri. Ya cari tau gimana transportasi kesana, penginapannya dimana, gimana rute ke tempat wisata sampe kulineran yang enak dimana. Repot? Agak sih, tapi so far saya enjoy2 aja, karena saya jadi lebih bebas arrange semuanya sesuai sama keinginan saya. Hihihihihi. Oia selain itu, saya justru punya pengetahuan baru, karna biasanya klo di group saya cuma kebagian tugas nyari penginapan, ini sekarang saya sampe nyari rute bis segala. Seruuuuu. 

Open your eyes, ears, heart, mind
Selama solo traveling, kita jadi lebih peka sama segala hal. Klo ngetrip sendiri kan kita bawaannya waspada ya, karna ga ada temen yang diandelin untuk jagain kita. Akhirnya “terpaksa” kita jadi lebih aware sama segala hal, insting kita jalan. Saya yang biasanya ceroboh banget jadi jauh lebih “bener” pas solo trip. Hahahaha. Saya juga jauh lebih fleksibel ketika saya ngetrip sendiri. Yang tadinya males nanya2 ke orang, akhirnya saya mau untuk ngobrol dengan orang asing. Dan ternyata, seru lho.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama solo traveling

Safety first
Tentunya pergi sendirian pun ada resikonya. Apalagi perempuan. Bahkan di negara kita sendiri kita harus tetep waspada. Paling aman memang ikutan tour group, tapi imbasnya biaya jadi lebih mahal jika dibandingkan kita arrange sendiri dan naik kendaraan umum. Klo pun memang harus sendiri, sebaiknya kita ngabarin ke keluarga atau orang terdekat kita agenda trip kita. Atau bisa juga kabarin ke pihak hotel dan kasi nomor hp kita. Selama ngetrip biasakan untuk cari tau dengan detail rute perjalanan (how to get there) atau kalo naik kendaraan umum pastikan nomor bis/jam brangkatnya. Usahakan banget ga buka map klo memang daerahnya kurang aman, ini sih udah level parno banget ya. haahahaha. Tapi ya resikonya perempuan ngetrip sendirian emang mesti gini. Jangan lupa untuk selalu sedia pepper spray dan pisau lipat kemana pun kita pergi. Trus usahakan jangan pulang malem, klo pun terpaksa usahakan selalu berada di tempat terbuka dan ramai.

Making friends and trust no one
Salah satu serunya ngetrip adalah membuka kesempatan kita untuk bertemu dengan orang baru. Selain bisa jadi temen seperjalanan, mungkin juga bisa jadi sahabatan nantinya, atau siapa tau jodoh kita juga kan. Hehehehe. Who knows. Anyway, tapiiii perlu diinget juga ya bahwa biar gimana mereka orang asing. Tetep harus waspada. Jangan sampe terlalu percaya, ramah boleh tapi tetep koper/tasnya digembok. Suka ga suka traveling sendirian itu lebih rentan bahaya.   

Avoiding the Single Supplement
Traveling sendirian bisa menjebak dalam soal biaya. Segalanya bisa jadi diitung2 lebih mahal daripada pergi berdua atau berlima karna kan ga ada sharing cost. Trus piye? Sebisa mungkin hindari membayar penuh. Misalnya untuk penginapan, cari bed and breakfast atau hostel yang ada dormitorynya. Jangan sewa mobil+supir untuk sendirian, lebih baik sewa motor, naik angkot atau ikut tour.

Solo traveling atau pergi rame2 sebenernya sama asyiknya. Cuma bagi saya klo ngebolang sendirian problemnya cuma 1: ga ada yang fotoin!!! Hahahaha. Bisa sih minta tolong orang untuk fotoin, tapi kan mesti pinter2 milih orangnya. Karna dari pengalaman saya, meski udah dikasi tau ngambilnya mesti begini begitu, tetep yaaa ada kurang2nya. Klo sama temen sendiri kan mereka tau ya angle mana yang pas. Hahahaha.