Monday, October 31, 2011

Trip komodo part 3: Pink Beach!!!


Memang benar ucapan bahwa “semakin menjelajah ke Indonesia bagian Timur pemandangan alamnya semakin indah, dan juga semakin menguras dompet”. Sudah saya buktikan dengan trip komodo ini. Ihiks. Biaya tripnya sama kaya waktu saya ke Seoul, Korsel. Hahahaha. Tetapi percaya deh, semua terbayar lunas-kontan-tanpa-ada-penyesalan begitu melihat Indahnya Pantai di NTT.  

Sebelumnya kita sama-sama tahu bahwa Indonesia diapit oleh 2 samudra Hindia dan Pasifik, Indonesia juga merupakan Negara tropis, beberapa kelebihan ini menyebabkan keanekaragaman biota laut kita sungguh tinggi. Dunia internasional sudah mengakui bahwa Indonesia adalah tempat yang sempurna untuk berolahraga diving. Bahkan dari beberapa majalah diving internasional, kawasan Indonesia bagian timur selalu mendapatkan rangking teratas sebagai Negara dengan pemandangan bawah laut yang indah. 


Fakta lain yang mungkin tidak ketahui tentang Indonesia adalah bahwa: Laut Indonesia termasuk ke dalam wilayah segitiga karang dunia (coral triangle), 5 negara yang lain yang termasuk dalam segitiga ini diantaranya adalah Papua Nugini, Timor Leste, Malaysia, Philiphina dan Kepulauan Salomon. Jika kita melihat ke Peta Dunia dan menarik garis di masing-masing negara maka akan terbentuk segitiga karang dunia. 

Wilayah segitiga karang ini mempunya keanekaragaman biota laut dengan lebih dari 600 spesies terumbu karang, atau dengan kata lain meliputi 75% semua spesies terumbu karang yang ada di dunia. Waoow! Sedangkan Indonesia Diperkirakan menyumbang 18 % (82.200 km2) dari total luas terumbu karang di dunia yang mencapai 284.300 km2.

Fakta lain adalah bahwa Indonesia termasuk dari 7 Pantai di Dunia yang mempunyai pasir berwarna pink. Pink Beach terletak di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Pasir di Pink Beach ini berwarna Pink disebabkan oleh adanya campuran pecahan karang berwarna merah, cangkang kerang, dan juga  adanya kalsium karbonat dari invertebrate laut dan juga Foraminifera,yaitu Amoeba Mikroskopus yang memiliki cangkang berwarna pink. 

its really Pink!!


Jika dilihat dari kejauhan pemandangan terlihat sangat indah karena perpaduan antara garis pantai yang berwarna pink dipadukan dengan gradasi warna biru laut, biru muda dan hijau toska. Indah sekali! Saya sungguh kagum sekaligus bangga karena tidak perlu jauh-jauh ke kepulauan Bahama, Pulau Santa cruz (Philiphina), Pulau Budelli (Italia), Pantai Bonaire (Kepulauan Karibia), Balos Lagoon (Yunani), dan pantai Bermuda untuk menikmati pasir berwarna pink, karena ternyata di Indonesia juga ada. How cool isn’t?


Tidak hanya menikmati pasir berwarna pink, pemandangan bawah laut di Pink Beach juga sangat indah. Kami diturunkan di spot snorkeling (sekitar 200 meter) dari bibir pantai. saya langsung terkagum2 melihat biota laut yang benar2 indah, bahkan saya memekik begitu melihat coral yang berwarna warni, saya tidak tahu persis jenis coralnya apa, tetapi baru kali ini saya meilhat begitu banyak jenis coral di satu spot snorkeling. 


Ada bulat dan memiliki rupa seperti otak manusia, ada juga yang seperti kelopak bunga mawar, ada juga yang berbentuk lempengan, ada yang berwarna ungu, ada yang berwarna hijau, ada yang berwarna biru, merah. Wah pokoknya nikmat sekali berlama-lama melihatnya. Saya juga sempat melihat bintang laut berwarna biru dan ikan-ikan yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Saking banyaknya aneka rupa biota laut yang indah, saya sampai kebingungan mana yang harus saya lihat padahal arus ombak cukup kuat, saya sendiri kewalahan melawan arus jika ingin berlama2 melihat coral di satu tempat.


Sepanjang yang saya lihat, pink beach masih terjaga kebersihannya. Karena pulau ini memang tidak berpenghuni dan saya rasa semua wisatawan dengan kesadaran sendiri akan mengumpulkan kembali botol minum plastik dan snack seusai menikmati pantai karena memang pantai ini terlalu indah. Too damn beautiful.

So, do I love Indonesia?! Yess, even more..

Sumber: WWF
Photo: Eky Rizki Darmawan

Thursday, October 27, 2011

Trip komodo part 2: Taman Nasional Pulau Komodo

Saat ini masyarakat Indonesia sedang gembar-gembornya mendukung Pulau Komodo untuk masuk sebagai salah satu 7wonders. Partisipasi saya masih kalem, sekedar voting via sms dan lewat websitenya langsung masing-masing 1 kali. itupun sekedar ikut-ikutan. Ketika akan berencana ke trip ke Pulau Komodo, saya semangat, semangat untuk melihat seperti apa sih Pulau Komodo yang sangat heboh itu. Saya bahkan tidak browsing apapun mengenai Pulau Komodo. Pikiran saya langsung tertuju pada Komodo, hewan purba yang diambang kepunahan dan menjadi faktor keunggulan agar Pulau Komodo -yang merupakan tempat habitat asli Komodo- masuk 7wonders. 


Pagi hari kami berangkat menuju Taman Nasional Pulau Komodo (TN Komodo). Sejak awal Ranger sudah mengingat kan untuk tidak merokok, karena di daerah TN Komodo sangat kering dan gersang, jadi 1 putung rokok pun bisa dikhawatirkan bisa menyebabkan kebakaran di pulau tersebut. Kami juga dilarang keras membuang sampah sembarangan karena dapat merusak habitat asli Komodo. Kami pun memulai trekking di Pulau Komodo, untuk melihat secara langsung hewan komodo. Perjalanan memakan waktu 1 jam dengan medan lokasi yang berbukit-bukit. Sambil mengarahkan perjalanan, ranger dengan aktif memberi kami informasi seputar Komodo. Sewaktu mendengarkan saya menyimak dan berkesimpulan hewan ini sungguh mengerikan. 



Fakta tentang Komodo:
  1. Komodo merupakan jenis kadal purba yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami.
  2. Jumlah populasi komodo di Taman Nasional Komodo hingga saat ini berkisar 1336 ekor. errr luas Taman Nasionalnya 18 hektar padahal..djiaaaahh..
  3. Komodo jantan akan saling memangsa pada musim kawin karena populasi komodo jantan lebih banyak daripada betina. ca ileeee berasa ratu banget ya? sampe cowo2 pada ribut
  4. Musim kawin komodo hanya berlangsung antara bulan Juli sampai Agustus. Dengan kata lain, hasrat bercinta cuma 3 bulan dalam 12 bulan..hahahahaha
  5. Usia komodo jantan yang siap untuk kawin adalah 7 tahun, sedangkan untuk yang betina 6 tahun.
  6. Komodo dapat hidup hingga usia 50 tahun.
  7. Komodo betina lebih memiliki moncong yang runcing dan berbadan lebih kecil daripada Jantan.
  8. Induk Komodo meletakkan telurnya di lubang tanah pada bulan september. Masa pengeraman teluar adalah 8-9 bulan. Biasanya sekitar bulan Maret-April telur komodo akan menetas.
  9. Sekali bertelur bisa menghasilkan 15-30 butir, Biasanya dari maksimal 30 telur, hanya 3-4 bayi Komodo yang berhasil hidup. Hal tersebut disebabkan karena Komodo merupakan hewan yang kanibal, sehingga terkadang suka memangsa anaknya sendiri untuk makan dan bertahan hidup.
  10. Ketika telur komodo menetas, bayi komodo akan langsung berlari mencari pohon agar terhindar dari kanibalisme komodo lainnya, termasuk induknya.
  11. Anak komodo akan hidup di pohon selama 2-3 tahun dengan memakan serangga yang terdapat pada pohon. Pada umur 4 tahun mereka akan turun dari pohon karena pada periode ini komodo sudah mulai memakan daging.
  12. Komodo yang terdapat di Taman Nasional Komodo dan Pulau Rinca rata-rata memiliki panjang 2.5 meter.
  13. Pola makan komodo usia dewasa adalah 1 kali dalam sebulan. Hewan yang menjadi mangsa komodo adalah babi hutan, monyet, kambing kerbau dan Rusa.
  14. Komodo dapat menelan kambing hanya dalam 1 kali telan. kebayang ga elastis banget ya mulutnya? secara kambing kan gede ya?
  15. Sehabis makan biasanya komodo akan berjemur sepanjang hari. Hal ini dikarenakan untuk mempercepat proses perncernaan karena metabolisme yang berjalan lamban. Jika tidak berjemur maka makanan tersebut akan membusuk dan dapat meracuni tubuh komodo sendiri.
  16. Sedangkan untuk pola makan makan komodo yang masih kecil adalah sehari 1 kali.
  17. Mulut komodo banyak mengandung 57 bakteri yang mematikan, jadi yang berbahaya justru jika kita tergigit, karena bakteri mematikan akan langsung menyebar ke pembuluh darah di tempat kita tergigit.
  18. Air liur komodo sebenarnya tidak berbahaya, jika kita terciprat pada kulit tidak akan menimbulkan kematian/infeksi.
  19. Meski terkesan lambat bergerak, tetapi kecepatan lari komodo mencapai 18-20 km/jam. Konon ketika sedang berlari, mereka menahan nafasnya sehingga agar lebih cepat berlari.
  20. Komodo juga dapat berenang  menyebrang di sekitar kepulauan Komodo dan memiliki kemampuan menyelam sedalam 4 meter.
  21. Komodo dapat mencium darah dan bangkai hewan hingga radius 9 km.
  22. Meskipun hanya akan menyerang jika mencium bau darah atau terganggu, tetapi perilaku komodo sangatlah tidak dapat ditebak. Jika mereka merasa terancam maka dapa sewaktu-waktu menyerang.

Selama trekking di TN Komodo akhir saya melihat komodo secara langsung, meski komodo dalam posisi diam tapi ada efek ngeri ketika berhadapan langsung. Mungkin karena kita sudah jiper duluan akibat fakta komodo yang diceritakan ranger. Saya pun mulai menjepret komodo dengan jarak yang cukup dekat. 


Sebenarnya saya membayangkan TN komodo itu seperti hutan di Jurrasic Park, yang penuh dengan pohon-pohon tinggi dan hijau, tetapi pada kenyataannya sungguh berbeda 180 derajat karena NTT sedang dilanda musim kering. Padang rumput yang seharusnya hijau berubah menjadi kuning kecoklatan karena sudah 6 bulan tidak turun hujan. Meski daerah yang panas sangat cocok untuk Komodo tetapi tidak untuk hewan lain seperti Kerbau, Kambing, dan Babi Hutan yang merupakan sumber makanan Komodo. Sekilas saya berpikir jika sumber makanan tersebut sudah mati karena kekeringan, bukan mustahil jika sesama Komodo akan saling membunuh. hiyyyyyyy



Tips jika ingin ke Taman Nasional Komodo
  1. Jika bertemu dengan Komodo ketika trekking di Taman Nasional Komodo hendaknya jangan berlari. Diam saja di tempat dan jangan melakukan pergerakan mendadak atau berlari karena dapat menarik perhatian komodo untuk menyerang
  2. Disarankan bagi pengunjung wanita yang sedang haid tidak memasuki wilayah Taman Nasional Pulau Komodo. 
Sumber: Ranger Taman Nasional Komodo

Tuesday, October 25, 2011

Trip komodo part 1: Bloo Lagoon dan Amed

Trip ini membuat kecintaan saya pada tanah air Indonesia semakin besar. Keindahan Pantai dan Pemandangan bawah laut kawasan Indonesia bagian timur memang tidak tertandingi. Gili Trawangan pun harus legowo menyerahkan tahtanya pada Pulau Komodo. so far, ini trip yang paling berkesan bagi saya. Trip ini diawali dengan transit di Bali selama 2 hari 1 malam. sudah bosan dengan kawasan denpasar, kali ini kami menjelajahi Bali bagian Timur yaitu Bloo Lagoon dan Amed.  

Bloo Lagoon dan Amed


Sebelumnya saya belum pernah mendengar tempat wisata ini, dan sepanjang yang saya lihat memang sudah banyak turis yang mendatangi kawasan ini tetapi belum sebanyak kawasan pusat kota denpasar. Bloo Lagoon merupakan alternative jika ingin menikmati pantai yg sepi dan jauh dari hingar bingar Kota. Perjalanan dari Denpasar dilalui selama 2 jam dengan menggunakan mobil sewaan. Lokasinya hanya sekitar 10 menit dari Padang Bai. Sesampainya di Bloo Lagoon, Perjalanan panjang pun tak sia2 ketika saya melihat gradasi biru laut, biru muda, dan hijau toska di pantai, capeknya ilang..hehehehe..serasa memiliki private beach, karena memang sedikit sekali bule yang warawiri di pantai. Banyak sekali ditemui coral berwarna warni, dan ikan laut. Ombak yang cukup kencang menjadikan saya tidak perlu ketengah laut untuk menikmati ikan laut yang berwarna warni.  Karena ikan terbawa arus ombak sampai ke pinggir pantai. Dari rencana awal hanya 30 menit menikmati pantai, akhirnya kami extend sampai 1 jam lewat bermain di pinggir pantai Bloo Lagoon. Hehehehe.

Bloo Lagoon sendiri merupakan nama resort yang ada di kawasan dekat dengan Padang Bai, tetapi masyarakat menyebut kawasan pantai tersebut dengan Bloo Lagoon agar mempermudah saja.  Sedangkan sepanjang pinggir pantai sampai kawasan Padang Bai merupakan teluk amuk.

Dengan masih memakai baju renang, kami meneruskan perjalanan dilanjutkan ke Pantai Amed. Pantai ini tidak kalah bagusnya dengan Bloo Lagoon. Karena jarak yang cukup dekat, perjalanan dari Bloo Lagoon hanya ditempuh sekitar 1.5 jam.  Di Pantai Amed, jika kita snorkeling agak ke tengah, kita bisa melihat kapal karam yang sudah ditumbuhi dengan karang laut. Konon, kapal tersebut merupakan kapal sekutu yang hendak menyerang kerajaan Klungkung dan Karangasem yang berlokasi tak jauh dari Padang Bai. Rangka dasar kapal masih utuh terlihat. Pemandangan kapal dengan latar belakang warna biru laut, dikelilingi dengan ikan2 laut yang cantik2 membuat efeknya dramatisnya dapet.


Penginapan di sekitar Pantai Amed cukup dan beragam, dari yang murah (Rp. 100.000/malam) ada juga yang mahal (Rp. 500.000/malam). Jika ingin trip diving dan melihat keindahan biota bawah laut memang disarankan berwisata di Amed. karena selain biota lautnya beragam, terumbu karangnya juga terjaga dan air lautnya cukup hangat. Saya banyak menemukan ikan warna ungu, biru, kuning, bahkan ikan yg berdiri, ikan panjang, dan sempet liat ikan gede warnanya bagus sekali, tp mukanya jelek, hehehe, saya juga melihat penyu dan untuk pertama kalinya saya melihat gurita langsung di laut.   

Pemandangan bawah laut yang indah membuat saya betah berlama2 snorkling. Snorkling saja sudah puas banget, apalagi Diving ya? All clear and beautiful.

Photo Courtesy
Map: Google 
Amed : Eky Rizki Darmawan