Showing posts with label #tripkorea. Show all posts
Showing posts with label #tripkorea. Show all posts

Sunday, September 2, 2012

Penginapan di Seoul, Korea Selatan

Sebagai penduduk Asia Tenggara, pengen rasanya ngetrip ke kawasan Asia Timur, ngerasain suasana yang Asia banget. Cita-cita saya dari dulu pengen ke Jepang, tapi karena mahaaaalll sekali biaya hidupnya, jadinya puter arah ke Korea Selatan, tepatnya Seoul. Nah pas banget waktu itu AirAsia lagi buka jalur penerbangan ke Asia Timur dan saya dapet tiket murah banget, KL-Seoul-KL cuma Rp. 900.000. Jadi tunggu apalagiii, brangkat lah saya ke Seoul bersama teman saya Deku.

Seoul menempati urutan nomor 22 sebagai The world's most expensive big cities in 2012, masih jauh dari Tokyo yang menempati urutan kedua. Bisa dilihat linknya disini.  Setelah beli tiket saya agak khawatir sebenarnya, sebackpacker2nya hidup Seoul, saya mesti bawa duid berapa?! Apa ada penginapan murah?! Akhirnya saya coba browsing2 nyari informasi soal Penginapan dan Makanan halal di Seoul. Saya mulai googling catatan perjalanan dan itinerary beberapa traveler yang sudah pernah kesana. Setelah membaca beberapa blog, saya dapet rekomendasi penginapan namanya “Inside Backpacker”. Link website bisa dilihat disini

Sebelum booking via hostel world, terlebih dahulu saya cek secara detail lokasi hotel, telusuri gambar kamar hotel dan cek fasilitas yang didapat. Lalu saya cek ketersediaan kamar dan terakhir saya menghubungi pihak hotel melalui kontak yang tersedia.

Saya memesan kamar dormitory karena ternyata kamar standar (twin bed) sudah full booked. Harga kamar dormitory 16.000 won/night/person. Jadinya total selama 5 hari saya membayar 80.000 Won. Setelah selesai booking, saya meng-email bukti pembayaran booking hotel. Pihak hotel pun segera merespon cepat dan mengirimkan informasi fasilitas yang didapat beserta penunjuk arah menuju hotel dari Incheon Airport. Petunjuknya sangat jelas, step2nya setelah keluar dari bandara, saya merasa terbantu sekali.

Penting sekali untuk berkomunikasi dengan pihak hotel jika memesan kamar via hostel world atau agoda. Karena di beberapa kasus ada yang sudah booking kamar, tetapi ternyata belum tercatat di database hotel, sehingga luntang lantung ga bisa check in karena statusnya belum booking meski udah bayar.

Inside Backpacker terletak di 2F 112 Myeongryun 2ga, Jongrogu, Seoul, Korea, 110 – 532. Lokasinya sangat strategis karena dekat dengan pusat kota, lokasi wisata, dekat pula sama Subway Hyehwa Station (Line 4), dan Universitas Sungkyunkwan. Karena lokasinya yang strategis, daerah ini selalu ramai, bahkan sampai jam 12 malam pun tetap rame.

Dari bandara Incheon, kita dapat menuju hostel ini dengan 3 cara: naik taksi, naik bis dan naik kreta. Kemaren itu saya memutuskan naik Bis karena saya bawa koper gede, agak repot klo naik kereta, karena akan pindah2 jalur stasiun, belum lagi akan geret2 koper naik turun tangga. Perlu diingat bahwa waktu bis beroperasi sampai jam 23.00, jika mengambil penerbangan malam dan sampai Seoul lebih dari jam 23.00  maka harus menggunakan taksi, dan tentunya biayanya lebih mahal.

Menurut petunjuk dari staf hotel, selepas proses cap passport di imigrasi, kami lalu menuju jalur 5B atau 12A6 untuk naik bis nomor 6011. Tarifnya 10.000 won, oia jangan lupa sediakan uang pecahan 10.000 untuk membayar bis, karena sistem pembayarannya uang pas. Estimasi perjalanan ke Inside Backpacker adalah 1 jam dan turun di halte SungKyunKwan. Ada suara otomatis yang memberitahu pemberhentian halte selanjutnya, mirip ama di busway, tapi karena nama haltenya agak2 kriting2 aneh, jadi mesti nyimak baik2, fokus sama pendengaran biar ga kelewatan. Hehehe.

Sesampainya di halte SungKyunKwan, saya mesti balik arah untuk menuju perempatan lampu merah, setelah itu saya mesti nyebrang ke arah Dunkin Donuts, lalu akan berjalan sekitar 200 meter lagi. Petunjuk yang diberikan petugas hostel cukup jelas sehingga tanpa nyasar, saya pun sudah sampai di Inside Backpacker.

Kesan pertama pas sampe, feels like home banget. Hehehe. Meski hostelnya kecil dan penuh dekorasi tapi saya berasa nyaman karena seluruh ruangan bernuansa kayu. Hehehe. Waktu itu saya ketemu dengan stafnya hostel yang bernama Kim Seunghyun. Bahasa inggrisnya terbatas banget, tetapi mereka sangat ramah. 

lobby hostel

Setelah melunasi pembayaran kami segera diantar ke kamar dormitory. Ternyata disana sudah ada 3 penghuni kamar lainnya, ada yang berkebangsaan Jepang, Canada dan Inggris. Cowo semua. Saya perempuan sendiri. Hehehe. Saya pun memilih tempat tidur paling atas, disitu sudah tersedia seprai, selimut dan sarung bantal baru. Saya juga dikasi kunci brangkas untuk menyimpan barang2 berharga.

photo courtesy: inside backpacker
photo courtesy: inside backpacker

Setelah transit di KL selama 4 jam dan kemudian terbang ke Seoul selama 6 jam, rasanya udah pengen cepat2 mandi kemudian tidur. Karena saya pesan dormitory, jadinya kamar mandinya terpisah. Kamar mandinya hanya ada 2, untuk cowo dan cewe, makenya pun harus bergantian. Saya diberitahu bahwa kita akan mendapat handuk kecil baru setiap harinya, bebas ambil berapa aja dan setelah pakai dicemplungin ke tempat handuk kotor. Kalau mau pake handuk besar kena charge tambahan biaya. Meski letaknya terpisah namun kamar mandinya bersih sekali dan ada air panas. yeay!

Staf hotel memberitahu bahwa setelah lewat jam 00.00 pintu depan akan dikunci, sehingga jika pulang ke hotel lewat dari itu, saya mesti memasukkan password di tombol kunci. Saya juga dikasi password wifi, jangkauannya nyampe kamar. Ada juga 2 buah computer yang bisa dipakai gratis dengan koneksi internetnya super cepaaaattttttt.


Meski lagi liburan, badan saya otomatis bangun jam 5 pagi, namun saya sempat kaget karena jam menunjukkan pukul 07.00, hahaha, saya lupa lagi ada di Korea dan perbedaan waktunya lebih cepat 2 jam dari Jakarta. Saya pun segera keluar kamar untuk membuat teh dan sarapan sambil liat2 hostel secara detail, karena pas sampe saya pengen cepet2 tidur jadi ga sempat berkeliling.


Di bagian depan ruangan terdapat ruangan santai dengan sofa empuk. Di ruangan ini banyak terdapat majalah lonely planet dan travel guide dan peta yang bisa diambil. Ada beberapa dvd juga yang bisa ditonton. Disebelahnya terdapat dapur dengan berbagai perangkatnya. Memang enaknya di hostel adalah kita bisa masak sendiri. Perangkat masak bisa digunakan asal dicuci bersih setelahnya. Pengunjung mendapat telur ayam setiap harinya dan tersedia juga minyak dan bumbu dapur yang bisa digunakan secara gratis. Saya lihat minyaknya olive oil, hehehe, naik kasta nih masak telur dadar pake olive oil. Hahahaha. Kita juga bisa refill air di dispenser tiap mau jalan2. 


dapur

Karena ruangannya terbatas, jadinya meja makannya sederhana sekali. Di meja makan saya lihat ada setumpuk keranjang makanan berlabel “free food”, isinya ada makanan instan dan saya pun berbinar2 ketika menemukan setumpuk mie gelas, energen sachet dan bubur instan. Ternyata ini adalah makanan sumbangan yang ditinggalkan traveler yang pernah menginap disini.  Di dekat pintu keluar ada peta lokasi tempat wisata beserta pemberitahuan nomor bis dan peta subway. Informasinya berguna sekali karena hari itu saya berencana keliling Seoul seharian.


Terdengar sapaan ramah dari Pemilik hostel. Kami pun berkenalan dan mengobrol. Ternyata sang pemilik adalah kakak beradik backpacker juga. Mereka sudah menjelajah Eropa, Afrika, Asia dan Amerika. Bulan depan malah dia berencana untuk menjelajah Australia. Waah klo dibandingin sama saya sih jauh banget ya? Saya traveler kelas teri. Hahaha. Dia sama adiknya menjalankan usaha ini baru sekitar 5 tahunan. Saya akhirnya ngerti kenapa fasilitas yang diberikan di hostel ini terkesan “ramah backpacker”, paham banget deh kita maunya apa, susahnya dimana, jadi serba diberikan kemudahan. 

Mungkin itu yang harusnya di terapkan oleh pemilik hostel/hotel. Memposisikan diri sebagai turis, paham betul karakteristik traveler/backpacker, sebelum membuat konsep hotel/hostel. Di perbincangan tersebut saya selipin promosi wisata Indonesia, dan dia tertarik untuk mampir ke Bali. Hehehehe.

Selain pertama kali berkunjung ke Korea, ini pun pertama kali saya menginap di kamar dormitory. Memang agak kurang nyaman karena gabung sama pengunjung lain yang notabene kita ga kenal sama sekali. Itung2 latihan toleransi, karena mesti berbesar hati sama bunyi langkah kaki, buka tutup pintu kamar dan kadang lampu tiba2 nyala. Tapi so far, sih saya nyaman2 saja, karena kebanyakan traveler tau kode etiknya nginep di dormitory, kita pun juga berusaha sebisa mungkin memberikan kenyamanan bagi pengunjung lain.

Note:
Inside Backpacker: http://www.backpackersinside.com/
1 KRW = Rp. 8.75 
80.000 KRW = Rp. 700.181,30

Tuesday, August 23, 2011

Day 4: Lotte World, Kimchi Museum, Seoul Stadium, Namdaemun Market

Hari keempat di Seoul, jujur, saya sudah mulai bosan dan rindu Indonesia, terutama makanannya!  Sebenarnya Seoul itu kota yang menyenangkan dan saya betah, udaranya bebas polusi, sangat dimanjakan dengan fasilitas, semua serba teratur dan nyaman, tapi saya kalah telak dalam hal makanan, ternyata lidah saya beneran ga bisa adaptasi.  Tapi masih ada 1.5 hari lagi di Seoul, jadi sejenak meredam rindu ibukota Jekarrdahh.

Itinerary yang sudah saya buat capek2 ga ada yang kita ikutin, semuanya amburadul dan acakadul begitu sampai di Seoul. kalau ada yang mengikuti blog ini dari cerita pertama, yap kami nyerah sama cuaca di Seoul. Cuaca pada hari keempat masih hujan, akhirnya kali ini acaranya mengikuti kaki melangkah dan menunggu ilham datang seketika (caaileeee). Berikut beberapa tempat yang kami kunjungi di hari ke 4.

Lotte World
Pilihan ke Lotte World sebenarnya lebih karena kita ga tau lagi mesti kemana, dan karena disalah satu poster rekomendasi tempat wisata di Seoul ada tulisan “Lotte World” maka kesitulah kita! Hahaha..agak mureeee dan keliatan banget ga ada ide. Oke, Lotte World itu seperti Dufan hanya dia mempunyai 2 pilihan aktifitas indoor dan outdoor. Bagian Indoor Lotte World terletak di sebuah Mall, isinya taman bermain kecil dan ada tempat untuk bermain ice skating. 


Konsep Lotte World sedikit mengingatkan saya dengan Sentosa Island di Singapore yang juga menggunakan Vivo Mall sebagai penghubung.  Lotte World sendiri berada di pintu keluar Stasiun Jamsil, line 8. Ikuti saja arah petunjuk ke Lotte World setiba di stasiun. Harga tiket Lotte World cukup mahal yaitu Daily pass 38.000 KRW, dengan cuaca yang sedikit mendung maka kami memutuskan hanya melihat-lihat Indoor Lotte World yang merupakan salah satu TKP film drama korea “Full House”.


Museum Kimchi
Pemerintah Korea sepertinya tidak pernah kehabisan akal untuk mempromosikan budaya Korea. Salah satunya adalah mendirikan Museum Kimchi. Kimchi merupakan makanan fermentasi khas Korea dan hidangan wajib disetiap rumah dan restoran sebagai makanan pelengkap. Sekilas rasa dan bentuk Kimchi sama seperti acar, hanya bahan utamanya adalah Sawi Putih dengan kuah asam seperti cuka. Masyarakat Korea membuat Kimchi setelah panen sayuran Sawi, lalu mereka merendamnya di kuah asam bercampur cabai selama 6 bulan sampai 1 tahun.  


Museum Kimchi terletak di Coex Mall, lantai B1. Jika naik kereta turun di Samseong Station, Line 2, Exit no. 6. Harga tiket masuk sebesar 3000 KRW, jam operasi 10.00-18.00 dan tutup pada hari senin. Di museum ini kita bisa melihat sejarah pembuatan Kimchi dari masa ke masa, Terdapat pula beberapa jenis Kimchi yang khas di beberapa daerah, cara pembuatan, dan manfaat Kimchi bagi kesehatan. 



Tour ini tidak memakan waktu banyak, hanya membutuhkan waktu 30 menit karena memang tempatnya kecil. Yang menarik adalah replika Kimchi yang sekilas terlihat seperti asli. Disalah satu section, pengunjung dapat mencoba secara langsung beberap jenis Kimchi. Rasanya? Seperti asinan sayur, hanya menurut saya asamnya kurang segar, mungkin karena hasil fermentasi jadinya tak segar seperti asinan bogor. Setelah selesai berkunjung, sempat terpikir apabila Indonesia membuat museum khas makanan Indonesia, Wah pastinya akan lebih dari 100 museum yang mewakili makanan Khas dari Sabang sampai Merauke.



Seoul Stadium
Stadiun ini merupakan stadion utama pada penyelenggaraan FIFA World Cup Korea/Japan tahun 2002. Arsitektur Stadion ini merepresentasikan semangat kemenangan yang diisi dengan nilai tradisional budaya Korea. Jika dilihat dari atas, bentuk Seoul World Cup Stadium terlihat seperti layangan tradisional Korea.
Stadion ini mengklaim sebagai Stadion sepak bola yang terbaik di Asia jika dilhat dari sisi luas area dan fasilitas. Memang jika dilihat dari besarnya, stadion ini berkapasitas 60.000 orang dan memiliki fasilitas yang lengkap, diantaranya: dapat dijangkau langsung oleh Jalur kereta bawah tanah karena memiliki stasiun langsung, yaitu Line 6 Exit No. 1 atau 2. Selain itu stadion ini dikelilingi oleh 5 taman yang dapat digunakan sebagai tempat bersantai dan terdapat pula air mancur.


Yang menarik adalah di stadion ini adalah terdapat Shopping Mall ‘Homever’ plus tempat parkir bawah tanah. Ckckckck. Kekaguman saya akhirnya mencapai puncaknya ketika mengetahui bahwa selain Mall, juga terdapat CGV Sangam 10 Cineplex alias Bioskop yang berlokasi di dalam stadion. Wuuiidddiih. Kapasitasnya juga cukup besar yaitu terdapat 10 Studio dengan total 1.800 kursi..welehh weleeh. Menurut informasi yang saya dapat, Stadion ini merupakan satu2nya di dunia yang memiliki bioskop di dalam stadion sepak bola.


Namdaemun Market
Salah satu sasaran para shopping addict jika berkunjung ke Korea adalah Namdaemun Market. Lokasinya berdekatan dengan Seoul Stasiun dan Myeongdong. Dahulu kala pada dinasti Joseon Pasar Tradisional ini dijadikan tempat untuk berjualan sayur, buah dan hasil kebun lainnya. Sedangkan pada masa sekarang sudah berubah fungsi menjadi pasar yang menjual aneka souvenir, tekstil, topi, tas, bahan kerajinan, dan aneka barang elektronik.



Meskipun demikian masih terlihat penjual yang menjajakan sayuran yang  menjadi bahan dasar membuat Kimchi. Selain itu terdapat penjual jajanan pasar yang menjual beraneka makanan seperti sosis panggang dan barbeque seafood yang langsung dimasak begitu dipesan. Baru jalan2 15 menit, Anaconda yang ada di perut saya meronta2 minta makan gara2 nyium bau asap BBQ. Ga heran sih karena memang kami belum makan siang padahal sudah jam 6 sore. Akhirnya hati saya lumer untuk mencoba barbeque seafood, tentunya setelah bawel memastikan bahwa ga ada babi dan kandungan minyak babi di dalamnya.



Saya membeli 1 tusuk ayam bakar seharga 3000 KRW. Ga jadi membeli seafood karena jenis ikan yang dijual asing semua dimata saya (cari aman), dan rasanya enaaaaaakkk..yah klo lagi laper mah apa aja enak ya?! Hehehe..


Perut sudah diganjel, kami melanjutkan keliling2 pasar. Ternyata tidak hanya penjual Korea, tetapi juga ada pedagang2 dari Negara lain. Beberapa dari mereka bahkan langsung mengenali kami orang Indonesia dan mengucapkan beberapa kosa kata bahasa Indonesia seperti “murah” dan “beli”. Hal ini mengukuhkan stigma bahwa orang Indonesia suka berbelanja dimanapun dia berada, maka penting bagi beberapa pedagang untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Ketika sedang berjalan2 ada pendagang arab yang memberikan kami kacang almond setangkup tangan secara cuma2. Rejeki ga boleh ditolak :p..

Tuesday, July 26, 2011

Day 3: Migliore, Dongdaemun Market, City Hall, Itaewon, dan Insadong

Menurut itinerary, seharusnya jadwal pada hari ke 3 adalah mengunjungi ke Mt. Seorak dan menginap 1 hari disana. Tetapi menurut ramalan cuaca, dalam 2 hari ke depan akan hujan terus, sedangkan tujuan kami adalah hiking, jadi sepertinya dengan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, dan ditakutkan cukup berbahaya medan trekkingnya, akhirnya terpaksa kami batalkan. Ihiks. Sedih sih, karena ingin sekali dapet foto sunset disana, tetapi saya tidak boleh menantang alam (satu hal yang saya pelajari dari para anak Gunung). Sebagai gantinya, pada hari ketiga kami isi dengan: “shopping time!!”  hehehe..

Hari ke 3 di Seoul, kami sudah mulai terbiasa membaca peta, sudah mulai paham line subway, sudah mulai terasah bahasa tarzannya, badan sudah mulai adaptasi, dan mulai tahu ritmenya orang Korea. Menurut info yang kami dapatkan di website visit korea, lokasi berbelanja yang direkomendasikan adalah di kawasan Insadong, Dongdaemun Market, dan Namdaemun Market.

Migliore 
Kami berangkat agak siang karena paginya hujan deras. Kunjungan pertama kami adalah Mall Migliore untuk membeli oleh2. Kami turun di Stasiun Dongdaemun History & Culture Park Station line 4, Exit No. 14. Migliore itu persis seperti ITC/Ambassador tapi lebih teratur. Lantai 1-3 dikhususkan untuk baju wanita, lantai 4 untuk pakaian pria, lantai 5 dan 6 untuk aksesoris. Jam operasi Migliore adalah jam 11:00 - 23:30, dan tutup pada hari minggu. Kami segera menuju lantai 6, karena disitu ada toko souvenir yang murah. Letaknya agak diujung.

Migliore Mall

Yang punya toko tersebut adalah dua Ibu2 yang sudah cukup tua (yang satu bisa bahasa inggris dan yang satu lagi ngga), tempatnya superr lengkaaappp sampai saya bingung sendiri mau beli yang mana. Terpikir oleh saya adalah harus membeli oleh2 khas Korea atau Korea bangettttt lah pokoknya yaitu sumpit panjang berbahan dasar stainless stell (agak beda karena kalau sumpit China atau Jepang berbentuk Kayu atau Plastik). Lalu ada juga tusuk konde, permen ginseng, gantungan HP, bookmark, dompet kecil, kaos bertuliskan Korea, pajangan piring, dan boneka tanah liat yang berbaju tradisional Korea.

Karena saya berbelanja cukup banyak, saya pun meminta diskon, ada triknya nih ternyata kalau mau nawar, kita harus sokim alias Sok Imut. Pokoknya ngerayu2 aja, dan pura2 manyun klo dia nawarnya tinggi, tapi manyunnya mesti manja, trus banyak senyum! Alhasil smua item yang saya beli bisa didiskon hampir 2000-4000 KRW bahkan dapet gratis 1 magnet lemari es. Yehaaa!!

Dongdaemun Market 
Kunjungan ke 2 kami adalah ke Dongdaemun Market. Letaknya cukup dekat dengan Migliore. Disini banyak dijual bahan2 material untuk pakaian seperti: kain bahan untuk baju tradisional Korea, benang, kancing, restleting, bed cover serta selimut. Jam buka adalah 08.00 – 18.00, pada hari minggu toko ini tutup.

City hall
Tempat ini merupakan pusat kota Seoul dan sering digunakan sebagai venue acara festival. Bentuk gedungnya bergaya Renaissance, dan memiliki halaman berupa lapangan rumput yang sering dijadikan venue festival di Seoul. Tempat ini sangat nyaman untuk dijadikan tempat berelaksasi karena terdapat beberapa bangku taman dan air mancur. Untuk mencapai Seoul City Hall, jika naik kreta, turun di City Hall Station line 1 or 2 Exit No. 5. Saya sebenernya optimis ga ada kejadian aneh2 lagi setelah episode “Ketinggalan Pesawat”, dan “Taifun”, ternyata doa saya tidak dikabulkan, karena begitu sampai di City Hall ternyata sedang ada demonstrasi besar2an, entah mereka berdemo apa karena tidak ada yang memberikan penjelasan yang jelas. Menariknya meski hujan mereka ga ada yang bubar, bahkan memakai jas hujan sambil berorasi. Untungnya demonstrasi berlangsung damai dan tidak ada huru hara.

demonstrasi di City Hall

Deoksugung Palace
Deoksugung Palace terletak tidak jauh dari City Hall, berjalan kaki sekitar 5 menit. Harga tiket masuk adalah 1000 KRW. Jam kunjungan adalah 09:00 - 21:00. Pada dasarnya jenis istana yang ada di Seoul semuanya modelnya sama. Namun memang masing2 mempunyai sejarah cerita tersendiri. Menurut saya, Deoksugung Palace ini lebih kecil dibandingkan dengan Gyeoungbukgung Palace, lebih “hijau” karena banyak sekali pohon rindang, dan lebih sepi. Sepertinya memang kebanyakan wisatawan justru memilih berkunjung ke Istana2 besar seperti Gyeoungbukgung Palace atau Changgyeonggung Palace.

Itaewon
Selama di Korea hal yang bikin kangen (selain makanan, terutama nasi padang), adalah suara Adzan. Caaa ileee bukan sok2an religius ya, cuma saya terbiasa denger adzan, eh pas di Seoul sepi jaya. Akhirnya saya berniat akan mengunjungi mesjid hari itu juga. Mesjid terbesar di Seoul terletak di Itaewon, kalau naik Kreta turun di Itaewon Station Line 6. Itaewon sendiri merupakan kawasan turis, dan benar saja ketika keluar dari Stasiun saya berasa di Jakarta dengan banyak restoran2 franchise seperti: Burger King, Dunkin Donut McDonald, A&W dll. Selain itu juga terdapat restoran Thailand, Prancis, Italia, Mexico, India dan Turki.

Masjid di Itaewon, Seoul

Menurut information tourism center, Mesjidnya ga jauh kok, Cuma 10 menit jalan. Oke!! Dan ternyata butuh waktu 40 menit aja loh, tanjakan pula! Huhuhuhu..kondisi Kami yang laper dan stamina udah menurun yang membuat lama, kalau begini rasanya rindu bajaj dan tukang ojek! (manja.com). Kami cukup lama berada di Mesjid, karena kami ternyata ketiduran! Hahaha..ups! 1 jam cukup untuk mengembalikan stamina.

Insadong
Insadong merupakan tempat dijualnya souvenir antik khas Korea. Toko2 di Insadong hanya menjual barang2 tertentu seperti: hanbok (pakaian tradisional), hanji (kertas tradisional), teh, gerabah, dan kerajinan khas Korea. Menurut sejarah Korea, tempat ini pada masa Dinasti Joseon (1392-1910) merupakan daerah tempat tinggal para seniman Korea, jadi ga heran kalau di masa depan menjadi tempat yang diperuntukkan untuk seni dan kebudayaan. Kendaraan bermotor tidak diperkenankan melewati daerah ini, hal ini dimaksudkan agar pengunjung dapat leluasa berjalan sepanjang 700 meter untuk berbelanja atau sekedar melihat2. Letak Insadong, kalau naik Kreta, turun Anguk Station Line 3 .

PS: kalau mau membeli oleh2 atau barang2 di Korea harus teliti liatnya, karena kebanyakan barang2 tersebut "made in China".

Monday, July 18, 2011

All about Korea


Seoul itu kota yang dikelilingi oleh bukit, jadi kemanapun mata memandang pasti ujungnya bukit2. Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Seoul, kesan yang Saya dapatkan yaitu “Seoul is the restless city”, karena jam setengah 12 malem pun orang masih seliweran di Subway jalan raya masih ramaaaiiiii. Selama di Korea ada 5 hal menarik yang menarik perhatian Saya, diantaranya:

Transportasi
Seperti di kebanyakan Negara maju lainnya, Seoul pun mempunyai system transportasi massal yang terintegrasi, modern serta menggunakan teknologi canggih. Penduduk Seoul mengandalkan transportasi publik sebagai sarana mobilitas mereka sehari2. Sepenglihatan Saya selama di Seoul, jumlah kendaraan pribadi sedikit jika dibandingkan dengan kondisi di Jakarta. Halte bis di Korea sangat banyak, dan di halte terdapat informasi estimasi waktu kedatangan bis selanjutnya, pernah Saya hitung dan tepat sekali estimasi waktunyanya, hal ini dikarenakan di setiap lampu merah terdapat sensor yang mengirimkan sinyal ke halte berikutnya, jadi kita bisa tau berapa lama lagi harus menunggu, terlebih juga didukung dengan lalu lintas jalan yang tidak macet.

Penggunaan kereta bawah tanah lebih banyak dibandingkan dengan bis umum, alasannya jauh lebih nyaman dan bisa menjangkau daerah terjauh secara cepat. Jalur kereta bawah tanah di Seoul jauh lebih banyak dan rumit dibandingkan dengan Singapore. Jika di Singapore hanya ada 4 jalur (line), maka di Seoul terdapat 9 line + 4 line untuk jalur lingkar luar kota. 

MRT Singapore

Subway Seoul

Seperti halnya di Singapore, penduduk Seoul mempunyai transportation card yang bernama T-Money, semacam kartu untuk pembayaran apabila ingin menggunakan transportasi publik. Kartu tersebut di dapat reload, sampai 10.000 KRW. Penggunaannya hanya di tempelkan di mesin yang terdapat di Bis atau di tiap Stasiun, lalu secara otomatis akan terdebet sesuai dengan tarif perjalanan yang sudah ditentukan (jauh dekat 900 KRW asal masih dalam 1 line).


T-Money

Fasilitas Wifi
Niat Saya untuk mengisolasikan diri selama liburan pupus sudah sejak hari pertama datang di Seoul. Rencana saya buyar akibat fasilitas wifi dimana2. Saya perhatikan di bis umum, kereta, stasiun kereta dan di halte pasti ada pemancar wifi, meskipun dikhususkan untuk provider telpon. Ternyata tidak hanya di Indonesia yang persaingan sesama provider-nya heboh, di Korea pun begitu. Akhirnya masing-masing provider berlomba2 memberikan fasilitas wifi dimana2 untuk menarik pengguna. Wifi-nya pun kuenceengg, Saya lihat banyak warga Korea yang menonton streaming TV dari HP mereka masing2, dan tanpa buffering sama sekali loh..canggih!!!!

Tempat Wisata
Tak terhitung berapa banyak museum yang ada di Seoul, mungkin jika dikunjungi satu persatu selama 3 hari baru selesai. Orang Korea memang sangat menghargai sejarah, semua terdokumentasi dengan baik, dan dikemas secara menarik sehingga tidak membosankan. Peninggalan istana atau rumah tradisional dirawat dengan baik, dan tetap dibiarkan berada di pusat kota dan dikelilingi gedung2 bertingkat. Informasi tentang tempat wisata sangat mudah didapatkan melalui website resmi Korea seperti: harga tiket masuk, jam kunjung dan sedikit narasi mengenai tempat wisata tersebut. Di beberapa tempat terdapat information tourism center yang dipenuhi dengan brosur2 tempat wisata. Salah satu yang membuat Saya terkagum2 adalah system transportasi yang terintegrasi dengan tempat wisata. Jika ingin membangun tempat wisata, hampir pasti juga dibikinkan line subway di tempat tersebut sehingga tidak menyulitkan warga dan wisatawan berkunjung.

Tempat Hiburan
Di sepanjang Seoul Saya sering banget menemukan Café, kedai kopi, toko roti dan rumah makan. Mungkin karena penduduknya banyak beraktivitas sampai malam di luar rumah, jadi ada demand ada supply. Menariknya jumlah kedai kopi banyaakkk sekali, sampai2 untuk menarik pengunjung dibuat beberapa tema, seperti kedai kopi dengan dekorasi hello kitty, dekorasi interior kayu, bahkan interior serba logam. Tempat hiburan unik yang Saya juga temukan adalah bioskop yang terletak di dalam subway serta Museum Kimchi yang terletak di dalam mall. Hehehe. Dari semua tempat hiburan unik, yang menjadi favorit saya adalah Cheonggyecheon Stream, tempat ini merupakan rekreasi di tengah kota berupa sungai kecil buatan. Rasanya sangat rileks merendam kaki setelah berjalan jauh dipadukan dengan suara gemericik air mancur.

Cheonggyecheon Stream

Penduduk Korea
Penduduk Korea sedikit sekali yang lancar berbahasa Inggris. Meskipun petunjuk yang tertera di setiap stasiun/papan jalan cukup jelas, tapi terkadang ga afdol kalau belum bertanya. Akhirnya Saya mengandalkan bahasa internasional yaitu bahasa tarzan. Uniknya Saya bertanya dalam bahasa Inggris, mereka menjawab dengan bahasa Korea, tetapi ga pernah nyasar, ketemu2 aja tuh gedung atau jalan yang Saya maksud. Orang Korea sangat membantu sekali, beberapa kali Saya dan teman kebingungan membaca peta tiba2 ada aja orang yang nimbrung lalu membantu mengarahkan bahkan mengantarkan sampai tujuan. Berbeda dengan orang Singapore yang sangat acuh dan seperti tidak ingin berinteraksi dengan wisatawan.  

Soal fisik, cewe2 Korea cantik2, kulitnya mulus2 dan dandanan mereka serba matching, smua satu warna. Mereka sangat kurus2, mungkin karena budaya berjalan dan naik turun tangga subway jadinya ga ada timbunan lemak dan kakinya tetap ramping. Bagi orang Korea, Penampilan nomor satu! Mereka tetap memakai high heels walaupun harus berjalan jauh dan naik turun tangga! Entah karena sudah terbiasa atau memang karena tuntutan gaya! Hehehe..Untuk mengetahui status seseorang perempuan dapat dilihat dari rambutnya, anak kecil sampai remaja menggunakan model rambut lurus papan, untuk wanita bekerja biasanya model rambutnya keriting gantung sedangkan untuk wanita yang sudah berkeluarga (sudah agak berumur) model rambutnya pendek, dan jika sudah nenek2 maka model rambutnya keriting pendek. oia sedikit info, cewe2 Korea klo makan gahar2 banget porsinya! Hahaha..masa ada 2 cewe berbadan kurus makan 1 EKOR ayam..ee buseeettt. Sedangkan untuk cowo2 Korea penampilannya trendy bangeeeettt, hal umum yang terlihat adalah banyak cowo2 macho tapi memakai tas jinjing perempuan, jarang ada yang memakai tas ransel kecuali mahasiswa. Baju2nya kebanyakan ngepas di badan dan rapih, jarang melihat cowo kumel. 

Mayoritas penduduk di Korea adalah generasi muda, maka sudah menjadi pemandangan sehari2 Saya melihat pasangan muda memadu kasih, mereka tidak segan2 mengumbar kemesraan meski titik termesra hanya mencium rambut hehehe (jangan kecewa bagi yang mengharapkan ada adegan cium2an). Cowo Korea menurut saya agak romantis, terlihat dari mereka suka membawakan tas pacarnya dan mau aja pake baju kembaran! Hahaha.
 
couple Korea

Makanan
Selama ini Saya menganggap diri Saya adalah si Pemakan Segala, makan apapun doyan asal ada nasi. Tetapi nampaknya statement itu harus Saya tarik kembali. Saya ga doyaaaaaannn Korean Food!! Alhasil sepulang dari Korea berat badan saya turun 1.5 kg, Hahaha. Sebelum berangkat Saya sempat nyoba makanan Korea, enak2 aja kok, tapi ternyata berbeda sekali dengan makanan ori-nya alias originalnya langsung di Negara asal. Sepertinya resto Korea di Jakarta sudah disesuaikan dengan lidah Indonesia yang nanonano. Menurut pendapat Saya, masakan Korea rasanya tanggung: asin ngga, manis ngga, asem tapi ga segar (ga kaya asemnya jeruk nipis, lemon atau cuka). Mungkin karena kebanyakan masakannya merupakan fermentasi berbulan2, oleh karena itu ga segar. Selain itu mereka mempunya bumbu dasar, jadi ditiap masakan pasti bumbunya itu2 aja, oleh karena itu lama kelamaan jadi bosen. Komponan makanan yang hampir selalu ada disetiap makanan Korea adalah daun bawang dan bawang Bombay, dan tak lupa wajib hukumnya menyertakan Kimchi di setiap hidangan. 


Kimchi Jun

Makanan Korea yang Saya coba adalah Dolsirak, yaitu lunchbox yang berisi nasi, telur serta bumbu merah. Penyajiannya dalam kondisi panas kita harus mengguncang2kan lunchbox dengan sarung tangan anti panas sampai bumbu tercampur semua. 

Dolsirak

Selain Dolsirak saya juga mencoba Duckalbi, ini seperti Korean barbecue chicken. Penyajiannya ayam yang sudah dicambur bumbu di masak berbarengan dengan sayur2an di hotplate. 
Duckalbi

Sempet mengicip2 mie dingin ala Korea, *saya lupa namanya*, kira2 seperti mie soba di Jepang. Makanan lain yang Saya coba ialah kimchi jun, ini semacam telur dadar ala Korea.

mie dingin Korea

Day 2: Nami Island, Chuncheon Dam, Myeongdong Street

Nami Island
Sebagai salah satu rasanya objek wisata terkenal dari negeri Ginseng, rasanya tidak afdol jika ke Seoul tidak mengunjungi Namiseom Island, atau yang lebih popular disebut Nami Island. Nami Island terletak di Kota Chuncheon, sebuah kota yang terletak disebelah barat Seoul. Kota Chuncheon merupakan daerah pedesaan yang menawarkan objek wisata alam ciri khas Korea, salah satunya Nami Island.

Mengunjungi Nami Island dapat menggunakan 2 alternatif pilihan transportasi, yaitu menggunakan Bis atau menggunakan Kereta. Jika menggunakan Kereta waktu yang ditempuh sekitar 1.5 jam, dengan urutan stasiun yang harus dituju adalah: menggunakan line Jungang (line ini merupakan lingkar luar kota Seoul), turun di Stasiun Sangbong. Setelah itu berpindah line ke Stasiun Gapyeong, yang merupakan destinasi stasiun untuk mengunjungi Nami Island. Perjalanan selanjutnya ialah keluar stasiun menuju Pelabuhan untuk menyebrang ke Nami Island, untuk menuju Pelabuhan dapat menggunakan taksi dengan biaya sekitar 2700 KRW atau menggunakan Bis dengan biaya 1000 KRW.

Nami Island Map

Setelah sampai saya sempat terkejut dengan plang bertuliskan “Naminara Republic” dan tak jauh dari situ terlihat loket imigrasi dengan keterangan entry visa. Di dalam benak saya, jangan2 ini merupakan daerah yang terpisah dari Korea, saya membatin untung saya selalu membawa passport saya. Tapi setelah tiba di loket imigrasi ternyata itu merupakan strategi marketing pariwisata Korea untuk membuat Nami Island seakan2 merupakan sebuah Negara. Naminara Republic sendiri merupakan Nami Island, loket Imigrasi ternyata adalah loket tiket, dan Visa entry yang dimaksud ternyata adalah tiket masuk *tepok jidat*. Untuk mendapatkan “Visa”, biayanya sebesar 8000 KRW, setelah itu harus menyebrang dengan menggunakan kapal atau bisa menggunakan flying fox dengan catatan apabila cuaca cerah.

Ministry of Tourism alias Tourist Information Center

Nami Island merupakan makam Jendral Nami, seorang jendral kejam dan controversial pada masa Dinasti Joseon. Jendral Nami diasingkan di sebuah pulau oleh Kaisar Yejong karena dituduh sebagai pemberontak, meskipun pada akhirnya tuduhan tersebut terbukti tidak benar. Jendral Nami meninggal pada usia muda di tempat pengasingannya, oleh karena itu pulau tersebut dinamakan Nami Island.

pohon mapple

Nami Island mulai dibuka sebagai objek wisata pada tahun 1953 dan mencapai puncaknya ketika Pulau ini dijadikan lokasi shooting film drama Korea berjudul “Winter Sonata”. Sejak itu, ribuan wisatawan local maupun mancanegara berbondong-bondong pergi ke Nami Island, untuk sekedar menikmati suasana romantisme pada film tersebut. Tak heran jika pengunjung terbanyak merupakan pasangan muda-mudi Korea.


Salah satu spot terkenal pada Nami Island adalah deretan pohon yang membentuk lorong panjang. Lokasi ini merupakan adegan memorable dimana pada film Winter Sonata, pasangan tersebut sering menghabiskan waktu bersama, akibatnya lokasi ini menjadi sasaran tempat berfoto wisatawan. Jika datang pada saat peak season,  sering kali foto yang didapatkan bukan berlatar belakang pohon, tetapi malah berlatar belakang puluhan wisatawan. Saran saya sebaiknya mengunjungi tempat ini pada saat musim gugur, pada saat itu pohon berwarna kuning kemerahan dan mulai berguguran. Indah sekali.

 Selain wisata foto, objek lain yang dapat dinikmati ialah bersepeda mengelilingi Nami Island yang mempunyai luas 4.3 Km. Tarif sewa sepeda untuk 30 menit adalah: sepeda single 3000 KRW, sepeda double 5000 KRW, dan untuk sepeda besar (muat 3 orang) 10.000 KRW. Jika lapar setelah bersepeda, jangan takut, di Nami Island terdapat banyak resto dengan menu makanan Korea (ada yang bersertifikat halal), supermarket, dan café yang menyuguhkan minuman kopi dan teh. Selain itu terdapat pula kolam air mancur kecil, rumah2an dari ijuk, dan area permainan menyusun batu untuk melatih konsentrasi dan kesabaran.  


Becak Korea

Chuncheon
Setelah seharian mengunjungi Nami Island, kami memutuskan untuk pergi ke Daerah Chuncheon dengan menggunakan Kereta dari stasiun Gapyeong (perjalanan hanya 10 menit). Sesampainya di Chuncheon saya langsung jatuh cinta dengan kota ini. Chuncheon merupakan daerah pedesaan, suasananya sepi tetapi tetap modern. Banyak sekali tempat wisata yang terdapat pada kota ini, namun karena waktu yang terbatas kami akhirnya memilih untuk menikmati sunset di Chuncheon Dam dan makan malam dengan menu khas daerah Chuncheon yaitu DakGalbi (Spicy Grilled Chicken) dan Makguksu (Noodles in beef). 

Chuncheon Dam

Untuk mengunjungi Chuncheon Dam dapat menggunakan bis nomor 11 (klo ga salah), dengan jarah tempuh sekitar 40 menit. Selama perjalanan, saya sangat menikmati suasana kota yang sepi, dan juga pemandangan alam yang membuat saya betah berlama2 menatap kaca jendela bis. Hehehe. Sesampainya disana, saya semakin kagum dengan bangsa Korea. Meskipun ‘hanya’ berupa Bendungan, tapi dapat menjadi objek wisata yang menarik. Kami memanfaatkan waktu untuk rileks sejenak di Bendungan ini, sekedar duduk memandang bukit2, dan meluruskan kaki, aahhh rasanya nikmat sekali.

Chuncheon Dam

Meskipun di Seoul terdapat banyak sekali restoran dengan menu DakGalbi, tetapi rasanya lebih seru kalau makan langsung di tempat asalnya. Segera kami menuju daerah Myeongdong DakGalbi Street, dan memilih resto yang agak besar dan ramai (ciri2 resto tersebut enak, hehehe).  Akhirnya setelah berjalan2 dan perut kenyang, kami pun kembali ke Kota Seoul. Dalam hati saya menggumam, I heart this city, and I’ll come back soon, Chuncheon!  

DakGalbi as our dinner!

Monday, July 11, 2011

Day 1: Gyeongbokgung Palace, National Folk Museum of Korea, Seoul Tower, Namsangol Hanok Village

Incheon Airport.
Ada beberapa alternative transportasi yang dapat dipilih untuk melakukan perjalanan dari Bandara Incheon menuju Seoul. Bisa lewat Kreta Ekspress, Bis, dan Taksi. Menggunakan Kreta tentu lebih cepat, sekitar 45 menit perjalanan, sedangkan jika memilih bis umum atau taksi, waktu yang ditempuh adalah sekitar 1 jam. Saran Saya, jika membawa koper besar/tas carrier maka naik bis lebih nyaman, karena jika memakai Kereta, dan harus berpindah2 line subway maka akan capek jika harus naik turun tangga. Jika ingin naik taksi disarankan jangan memakai taksi berwarna hitam, meski itu adalah taksi khusus foreign people, tapi rate harganya mahal. Harus diingat bahwa jam terakhir bis dan kereta beroperasi adalah jam 22.30 malam waktu setempat, jika lewat dari jam tersebut maka terpaksa harus menggunakan taksi.

Tips: Jika memilih menggunakan Kereta usahakan harus sudah mengetahui pasti line berapa serta nama stasiun terdekat dari hotel/tempat menginapnya. Sedangkan jika memilih menggunakan bis, juga harus tau pasti dimanakah nama halte terdekat dengan hotel/tempat menginapnya. Tanya saja sama pihak hotelnya atau browsing di internet.

Gyeongbokgung Palace
Kami menggunakan Subway untuk mengunjungi tempat ini, letaknya di Line 3, nama stasiunnya Gyeoungbokgung Station, keluarnya di exit no. 5. Gyeongbokgung Palace tutupnya hari Selasa, jam buka dari jam 09.00 – 17.30. Harga tiket masuknya 3000 KRW. Tempatnya Guedeeee bangeeeeetttttt, kira2 tour keliling istana membutuhkan waktu 1.5 jam. Istana ini memang terkenal paling besar dibanding 5 istana lainnya yang ada di Seoul dan merupakan simbol keagungan kerajaan dan rakyat Korea. yang saya paling suka ada halaman rumput hijau dan pemandangan menghadap ke Bukit. Karena kami datang disaat weekdays, maka suasananya sepiii sekali dan bikin ngantuk saking sepinya. Hehehehe.

Gyeongbokgung Palace


Pelataran
Gyeongbokgung Palace

National Folk Museum of Korea
Letaknya masih didalam kompleks istana Gyeongbokgung, biaya masuknya Gratis, didalamnya itu terdiri dari paparan sejarah bangsa korea mulai dari prasejarah sampai saat ini. Disini saya kagum akan kesungguhan Pemerintah Korea membuat museum yang sangat menarik, meski informasinya bersifat sejarah banget tapi dikemas dengan menggunakan teknologi canggih sehingga tidak membosankan. Pencahayaan yang bagus dan dekorasi yang modern membuat tempat ini jauh dari kesan “museum”.

Namsangol Hanok Village
Letaknya di Line 4, Chungmuro Station, exit 3 atau 4 (lupa). Biaya masuknya gratis, Tutupnya hari Selasa, Buka dari jam 09.00 - 21.00. Tempat ini merupakan tumah tradisional ala Korea jaman dulu. Rumah tradisional Korea ternyata hampir mirip sama Jepang, hanya bedanya kalau di Korea agak mirip dengan rumah panggung, tempatnya tidak begitu besar, jadi cukup mengelilingi dalam waktu 30-40 menit.

rumah tradisional Korea


Seoul Tower

Seoul Tower

Disebut juga Namsam Tower, bangunan ini merupakan landmark kota Seoul sehingga menjadi magnet bagi wisatawan dari seluruh dunia. Ada beberapa pilihan transportasi untuk mengunjungi Seoul Tower.
1.       Namsan Shuttle Bus No. 2 (Yellow Bus)
Bis ini lewat setiap 5-6 menit dari jam 07.30 – 00.00 waktu setempat. Bis ini berhenti di beberapa halte, yaitu: Namsan Library, Namsan Cable Car Station, Chungmuro Subway Station, Dongguk University Station, The National Theater of Korea dan Seoul Tower.
2.       Namsan Shuttle Bus No, 3 (Yellow Bus)
Bis ini lewat setiap 8-12 menit dari jam 07.30 – 23.30 waktu setempat. Bis ini berhenti di beberapa halte, yaitu: Namsan Library, Baekbeom Square, Namdaemun Market, Namsam Tunnel No. 3, Yongsan Hanshin Apartments, Haebangchon (Jungang Gyeongridan), Itaewon Market, Hamilton hotel, Itaewon Fire Station and Police Stand, Hangangjin Subway Station, dan Seoul Tower.
3.       Subway
Rutenya ada di subway line nomor 3 atau 4, turun di Stasiun Chungmuro pintu exit no.2. kemudian naik shuttle bus yang ada di depan Daehan Cinema. Kalau naik line 3, turun di Dongguk University kemudian keluar exit no. 6 untuk naik Shuttle Bus.
4.       Cable Car
Naik subway line 4, turun di Myeongdong Station, keluar exit no. 3. Jalan kearah the Pacific Hotel, sekitar 10 menit berjalan akan ketemu Cable Car Station. Biaya naik Cable Car 7500 KRM (PP) atau 6000 KRW (one way).

Sebelum masuk ke Seoul Tower kita dapat mengunjungi pilihan tempat wisata lain yang terletak di kompleks Seoul Tower, yaitu Museum Teddy Bear (Tiket masuk 7000 KRW). Museum ini menceritakan sejarah asal usul Negara dan bangsa Korea, tetapi lakon diperankan oleh Teddy Bear. Pilihan lain adalah melihat Pohon Gembok Cinta. Sekilas pohon ini seperti pohon cemara yang berwarna-warni, tetapi ketika mendekat ternyata warna warni tersebut merupakan tumpukan para gembok2 dan tulisan cinta yang dibuat oleh para pasangan2 yang berkunjung kesini. Konon, gembok itu merupakan lambang cinta. Biasanya pasangan yang datang kesini menyematkan gembok di pohon lalu kuncinya dibuang, ceritanya sih biar cinta mereka abadi. Timbul rasa penasaran, klo misalnya ada yang putus, gemboknya dibiarin aja apa dilepas paksa ya? Hihihihihihi..

pohon gembok cinta

gembok warna warni

Biaya masuk ke Seoul Tower sebesar 7000 KRW, sebaiknya datang kesana menjelang malam agar dapat melihat night view kota Seoul yang sangat indah dan tata kota yang sangat rapih. Hehehe..

Thursday, July 7, 2011

Visa Korea Selatan

Setelah trip ke Korea Selatan minggu lalu, banyak yang menanyakan ke Saya soal visa Korea. Karena Korea Selatan bukan termasuk kawasan Asia Tenggara (yang bebas visa) maka aturan yang berlaku adalah Saya harus mendapatkan visa sebelum datang ke Korea. Pengurusan visa sendiri harus dilakukan di Kedutaan Korea, resminya Kedutaan Korea terletak di jalan Gatot Subroto, namun karena ada renovasi gedung maka untuk sementara pindah ke The Plaza Office lantai 30, letaknya diantara Plaza Indonesia dan EX.

Sebelum mengajukan visa sebaiknya mempelajari dulu dari website kedutaan Korea, bisa dilihat di: visa korea
Prosedur pengajuan visa dengan kunjungan maksimal 30 hari adalah:
  1. Formulir permohonan visa (dilengkapi dengan pas photo 4x6, berwarna, background putih). Formulir bisa di download disini: form aplikasi visa
  2. Passport asli dan fotokopi passport (halaman depan dan belakang, lalu fotokopi juga stempel2/cap negara2 yang pernah dikunjungi)
  3. Fotokopi Kartu keluarga (sebaiknya bawa aslinya juga, just in case mereka minta liat aslinya)
  4. Surat keterangan kerja dan SIUP (Surat Izin Usaha Perorangan), jika tidak berkerja surat keterangan tersebut tidak diperlukan. ini penting banget!
  5. Fotokopi bukti keuangan, pilih salah satu
    • SPT (dikeluarkan oleh Directorate Jenderal Pajak)
    • PBB (dikeluarkan oleh Directorate Jenderal Pajak)
    • Laporan buku tabungan dalam 3 bulan terakhir
    • Tagihan kartu kredit dalam 3 bulan terakhir
    • Surat keterangan pemegang membership golf
    • Surat keterangan pemegang membership hotel bintang 5
    • Surat keterangan pemegang Jamsostek
    • Bukti tunjangan pensiun
  6. Membayar uang Visa sebesar Rp. 270.000,-

Lama pembuatan visa korea bisa lebih dari 3 hari jika diperlukan interview atau jika dokumen belum lengkap. Kemarin proses visa Saya 5 hari baru jadi. Waktu Penerimaan Aplikasi Visa : 09:00 -12:00 (Sebelum makan siang) dan Pengambilan Visa : 13:30 - 16:30 (Setelah makan siang). Bentuk Visa Korea berupa stiker yang ditempel di halaman Passport kita, seperti ini contohnya:



Tips dan Trik dapetin visa Korea:
Ada yang mudah mendapatkan visa tetapi ada juga yang ditolak. Nah berikut tips dari pengalaman Saya mendapatkan visa. 

Dokumen tambahan, meski tidak termasuk dalam syarat dokumen pengajuan visa tetapi bukti booking hotel dan tiket pesawat sangat penting, karena ini sebagai bukti bahwa kita benar2 turis (bukan TKI) yang pergi ke Korea untuk berlibur dan akan kembali ke Indonesia sesuai dengan tanggal yang tertera pada tiket pulang. Ada juga yang tidak kalah penting yaitu: itinerary selama di Korea. Itinerary ini mencakup jadwal acara perhari selama di Korea, bahkan kalau bisa sekalian informasi harga2nya. Dokumen yang sakti dan penting banget adalah surat rekomendasi dari kantor yang berisi bahwa kita adalah karyawan (sebutkan jabatan dan divisi) pada perusahaan (sebutkan nama perusahaan) tersebut, lalu pada kurun waktu tertentu (disebutkan tanggal pergi dan tanggal pulang) kita akan pergi ke Korea untuk urusan pribadi dan akan kembali sesuai dengan tanggal pulang, perlu diingat surat ini berbahasa Inggris dan ditandatangani oleh HRD. 

Saldo buku tabungan, jika memilih laporan buku tabungan dalam 3 bulan terakhir sebagai lampiran syarat bukti keuangan, maka saran Saya adalah angka saldonya jangan terlihat sedikit. Kalau bisa dari jauh2 hari menabung agar jumlah saldonya agak banyak. Hal ini sebagai bukti bahwa sebagai turis kita benar2 siap dalam hal dana selama di Korea. Sekali lagi, biar ga dituduh TKI. Banyak sekali traveler yang main akal2an disini, sengaja mentransfer uang dalam jumlah besar ke rekening, agar pas di print saldonya terlihat banyak. Perlu diingat bahwa petugas imigrasi tentu memperhatikan arus uang (keluar dan masuknya uang). Jadi sekedar menaruh uang banyak di satu rekening, tapi tidak ada aktivitas arus uang akan dicurigai. Usahakan rekening yang akan dilaporkan adalah rekening pay roll atau rekening gaji. Jadi terlihat kita benar2 karyawan di suatu perusahaan yang tiap bulannya menerima gaji. Sewaktu saya ke Korea tahun 2011, saldo rekening saya sekitar 9 juta rupiah. 

Well Prepare, sekali lagi penuhi syarat2nya, terutama bagian soal bukti laporan keuangan, sebaiknya meski mengandalkan buku tabungan 3 rekening terakhir, tapi ada baiknya membawa juga bukti lain seperti laporan SPT atau tagihan kartu kredit 3 bulan terakhir. Karena, kalau bolak-balik kedutaan hanya untuk melengkapi dokumen yang kurang sangat buang2 waktu sekali.    

Datang tepat waktu, waktu Saya datang pukul 09.15 saya sudah mendapat nomor antrian 32, ternyata yg ingin membuat visa saat itu sedang ramai, apalagi saat itu sedang liburan sekolah. Perlu diingat bahwa selain indivual traveler, ada juga agen2 travel yang mengurus visa untuk klien-nya, bahkan 1 orang bisa mewakili 8-10 passport/dokumen orang lain. Padahal diperlukan waktu sekitar 5 menit untuk memeriksa kelengkapan dokumen 1 orang. Hal ini berlaku juga untuk pengambilan visa.

Semoga bermanfaat ya informasinya, dan selamat berlibur ke Korea!!! :)