Sebagai penduduk Asia Tenggara, pengen rasanya ngetrip ke kawasan Asia Timur, ngerasain suasana yang Asia banget. Cita-cita saya dari dulu pengen ke Jepang, tapi karena mahaaaalll sekali biaya hidupnya, jadinya puter arah ke Korea Selatan, tepatnya Seoul. Nah pas banget waktu itu AirAsia lagi buka jalur penerbangan ke Asia Timur dan saya dapet tiket murah banget, KL-Seoul-KL cuma Rp. 900.000. Jadi tunggu apalagiii, brangkat lah saya ke Seoul bersama teman saya Deku.
Seoul menempati urutan nomor 22 sebagai The world's most expensive big cities in 2012, masih jauh dari Tokyo yang menempati urutan kedua. Bisa dilihat linknya disini. Setelah beli tiket saya agak khawatir sebenarnya, sebackpacker2nya hidup Seoul, saya mesti bawa duid berapa?! Apa ada penginapan murah?! Akhirnya saya coba browsing2 nyari informasi soal Penginapan dan Makanan halal di Seoul. Saya mulai googling catatan perjalanan dan itinerary beberapa traveler yang sudah pernah kesana. Setelah membaca beberapa blog, saya dapet rekomendasi penginapan namanya “Inside Backpacker”. Link website bisa dilihat disini
Sebelum booking via hostel world, terlebih dahulu saya cek secara detail lokasi hotel, telusuri gambar kamar hotel dan cek fasilitas yang didapat. Lalu saya cek ketersediaan kamar dan terakhir saya menghubungi pihak hotel melalui kontak yang tersedia.
Saya memesan kamar dormitory karena ternyata kamar standar (twin bed) sudah full booked. Harga kamar dormitory 16.000 won/night/person. Jadinya total selama 5 hari saya membayar 80.000 Won. Setelah selesai booking, saya meng-email bukti pembayaran booking hotel. Pihak hotel pun segera merespon cepat dan mengirimkan informasi fasilitas yang didapat beserta penunjuk arah menuju hotel dari Incheon Airport. Petunjuknya sangat jelas, step2nya setelah keluar dari bandara, saya merasa terbantu sekali.
Penting sekali untuk berkomunikasi dengan pihak hotel jika memesan kamar via hostel world atau agoda. Karena di beberapa kasus ada yang sudah booking kamar, tetapi ternyata belum tercatat di database hotel, sehingga luntang lantung ga bisa check in karena statusnya belum booking meski udah bayar.
Inside Backpacker terletak di 2F 112 Myeongryun 2ga, Jongrogu, Seoul, Korea, 110 – 532. Lokasinya sangat strategis karena dekat dengan pusat kota, lokasi wisata, dekat pula sama Subway Hyehwa Station (Line 4), dan Universitas Sungkyunkwan. Karena lokasinya yang strategis, daerah ini selalu ramai, bahkan sampai jam 12 malam pun tetap rame.
Dari bandara Incheon, kita dapat menuju hostel ini dengan 3 cara: naik taksi, naik bis dan naik kreta. Kemaren itu saya memutuskan naik Bis karena saya bawa koper gede, agak repot klo naik kereta, karena akan pindah2 jalur stasiun, belum lagi akan geret2 koper naik turun tangga. Perlu diingat bahwa waktu bis beroperasi sampai jam 23.00, jika mengambil penerbangan malam dan sampai Seoul lebih dari jam 23.00 maka harus menggunakan taksi, dan tentunya biayanya lebih mahal.
Menurut petunjuk dari staf hotel, selepas proses cap passport di imigrasi, kami lalu menuju jalur 5B atau 12A6 untuk naik bis nomor 6011. Tarifnya 10.000 won, oia jangan lupa sediakan uang pecahan 10.000 untuk membayar bis, karena sistem pembayarannya uang pas. Estimasi perjalanan ke Inside Backpacker adalah 1 jam dan turun di halte SungKyunKwan. Ada suara otomatis yang memberitahu pemberhentian halte selanjutnya, mirip ama di busway, tapi karena nama haltenya agak2 kriting2 aneh, jadi mesti nyimak baik2, fokus sama pendengaran biar ga kelewatan. Hehehe.
Sesampainya di halte SungKyunKwan, saya mesti balik arah untuk menuju perempatan lampu merah, setelah itu saya mesti nyebrang ke arah Dunkin Donuts, lalu akan berjalan sekitar 200 meter lagi. Petunjuk yang diberikan petugas hostel cukup jelas sehingga tanpa nyasar, saya pun sudah sampai di Inside Backpacker.
Kesan pertama pas sampe, feels like home banget. Hehehe. Meski hostelnya kecil dan penuh dekorasi tapi saya berasa nyaman karena seluruh ruangan bernuansa kayu. Hehehe. Waktu itu saya ketemu dengan stafnya hostel yang bernama Kim Seunghyun. Bahasa inggrisnya terbatas banget, tetapi mereka sangat ramah.
![]() |
lobby hostel |
Setelah melunasi pembayaran kami segera diantar ke kamar dormitory. Ternyata disana sudah ada 3 penghuni kamar lainnya, ada yang berkebangsaan Jepang, Canada dan Inggris. Cowo semua. Saya perempuan sendiri. Hehehe. Saya pun memilih tempat tidur paling atas, disitu sudah tersedia seprai, selimut dan sarung bantal baru. Saya juga dikasi kunci brangkas untuk menyimpan barang2 berharga.
photo courtesy: inside backpacker |
photo courtesy: inside backpacker |
Setelah transit di KL selama 4 jam dan kemudian terbang ke Seoul selama 6 jam, rasanya udah pengen cepat2 mandi kemudian tidur. Karena saya pesan dormitory, jadinya kamar mandinya terpisah. Kamar mandinya hanya ada 2, untuk cowo dan cewe, makenya pun harus bergantian. Saya diberitahu bahwa kita akan mendapat handuk kecil baru setiap harinya, bebas ambil berapa aja dan setelah pakai dicemplungin ke tempat handuk kotor. Kalau mau pake handuk besar kena charge tambahan biaya. Meski letaknya terpisah namun kamar mandinya bersih sekali dan ada air panas. yeay!
Staf hotel memberitahu bahwa setelah lewat jam 00.00 pintu depan akan dikunci, sehingga jika pulang ke hotel lewat dari itu, saya mesti memasukkan password di tombol kunci. Saya juga dikasi password wifi, jangkauannya nyampe kamar. Ada juga 2 buah computer yang bisa dipakai gratis dengan koneksi internetnya super cepaaaattttttt.
Meski lagi liburan, badan saya otomatis bangun jam 5 pagi, namun saya sempat kaget karena jam menunjukkan pukul 07.00, hahaha, saya lupa lagi ada di Korea dan perbedaan waktunya lebih cepat 2 jam dari Jakarta. Saya pun segera keluar kamar untuk membuat teh dan sarapan sambil liat2 hostel secara detail, karena pas sampe saya pengen cepet2 tidur jadi ga sempat berkeliling.
Di bagian depan ruangan terdapat ruangan santai dengan sofa empuk. Di ruangan ini banyak terdapat majalah lonely planet dan travel guide dan peta yang bisa diambil. Ada beberapa dvd juga yang bisa ditonton. Disebelahnya terdapat dapur dengan berbagai perangkatnya. Memang enaknya di hostel adalah kita bisa masak sendiri. Perangkat masak bisa digunakan asal dicuci bersih setelahnya. Pengunjung mendapat telur ayam setiap harinya dan tersedia juga minyak dan bumbu dapur yang bisa digunakan secara gratis. Saya lihat minyaknya olive oil, hehehe, naik kasta nih masak telur dadar pake olive oil. Hahahaha. Kita juga bisa refill air di dispenser tiap mau jalan2.
![]() |
dapur |
Karena ruangannya terbatas, jadinya meja makannya sederhana sekali. Di meja makan saya lihat ada setumpuk keranjang makanan berlabel “free food”, isinya ada makanan instan dan saya pun berbinar2 ketika menemukan setumpuk mie gelas, energen sachet dan bubur instan. Ternyata ini adalah makanan sumbangan yang ditinggalkan traveler yang pernah menginap disini. Di dekat pintu keluar ada peta lokasi tempat wisata beserta pemberitahuan nomor bis dan peta subway. Informasinya berguna sekali karena hari itu saya berencana keliling Seoul seharian.
Terdengar sapaan ramah dari Pemilik hostel. Kami pun berkenalan dan mengobrol. Ternyata sang pemilik adalah kakak beradik backpacker juga. Mereka sudah menjelajah Eropa, Afrika, Asia dan Amerika. Bulan depan malah dia berencana untuk menjelajah Australia. Waah klo dibandingin sama saya sih jauh banget ya? Saya traveler kelas teri. Hahaha. Dia sama adiknya menjalankan usaha ini baru sekitar 5 tahunan. Saya akhirnya ngerti kenapa fasilitas yang diberikan di hostel ini terkesan “ramah backpacker”, paham banget deh kita maunya apa, susahnya dimana, jadi serba diberikan kemudahan.
Mungkin itu yang harusnya di terapkan oleh pemilik hostel/hotel. Memposisikan diri sebagai turis, paham betul karakteristik traveler/backpacker, sebelum membuat konsep hotel/hostel. Di perbincangan tersebut saya selipin promosi wisata Indonesia, dan dia tertarik untuk mampir ke Bali. Hehehehe.
Selain pertama kali berkunjung ke Korea, ini pun pertama kali saya menginap di kamar dormitory. Memang agak kurang nyaman karena gabung sama pengunjung lain yang notabene kita ga kenal sama sekali. Itung2 latihan toleransi, karena mesti berbesar hati sama bunyi langkah kaki, buka tutup pintu kamar dan kadang lampu tiba2 nyala. Tapi so far, sih saya nyaman2 saja, karena kebanyakan traveler tau kode etiknya nginep di dormitory, kita pun juga berusaha sebisa mungkin memberikan kenyamanan bagi pengunjung lain.
Note:
Inside Backpacker: http://www.backpackersinside.com/
1 KRW = Rp. 8.75
80.000 KRW = Rp. 700.181,30