Wednesday, January 7, 2015

Mount Wellington

Masih di hari pertama di Tasmania, kami melanjutkan perjalanan ke Mount Wellington yang terletak  20 km dari pusat kota Hobart. Menurut GPS, jarak tempuhnya sekitar 20 menit naik mobil dan menurut artikel yang saya baca, untuk menuju ke sana ga ada trekking2nya. Alhamdulillah. Hahahahaha. Belom siap klo di hari pertama udah trekking2. 

Ada 4 jalur yang bisa dilewatin oleh wisatawan, keterangan lengkapnya bisa dilihat disini. Kami memilih jalur yang ada di google maps, klo ga salah jalur yang otomatis muncul adalah jalur nomor 2 (Fern Tree, The Springs and the Pinnacle). Jalur ini mirip2 sama jalur menuju Puncak, tapi lebih ekstrim karena lebar jalan terbilang sempit dan banyak kabut. Sebaiknya berkunjung pada siang hari sekitar jam 11an. Karena semakin sore, kabut semakin banyak dan cuaca semakin dingin.


Ada 3 spot yang wajib di kunjungi untuk foto2 atau hanya sekedar menikmati pemandangan kota Hobart dari ketinggian 1.027 m diatas permukaan laut. Spot pertama saya lupa namanya apa. Hahahaha. Tapi yang jelas sih. Ga jauh dari puncak gunung. Di spot ini, kita bener2 berasa di atas awan dan ngeliat klo Hobart itu kota kecil banget! Hehehehehe.


Klo ga karna udara yang super dingin, sebenernya saya betah berlama2 duduk dan menikmati pemandangan kota Hobart yang ternyata dikelilingi oleh perbukitan dan laut. Sempet2nya saya mikir, gimana ya perasaan Allah waktu melihat bumi atau galaksi dari sudut pandangNYA. Langsung deh berasa klo kita ini super duper kecil dimata Allah. Hehehehe. 

Setelah puas dan foto2, kami melanjutkan perjalanan ke atas puncak Mt. Wellington. Perjalanan sekitar kurang dari 10 menit dan voila! Sudah sampai di atas gunung. DUINGIN BANGET!!! Hahahahaha. Serius deh, saat itu ga ada matahari karna udah makin sore dan klo pun ada matahari, udah ketutup sama awan. Mana waktu itu ga bawa jaket pula. Ihiks. Anginnya bener2 nusuk tulang. Ga cuma saya yang merasa beku, tapi juga Mas Raka. Sampai kakinya gemeteran, dan kita ledek kaya lagi “ngobras”  hahahahaha.


Pemandangannya kurang lebih sama kaya spot pertama, cuma lebih bagus karena ada menara dan juga bebatuan gunung yang memperindah pemandangan Mt. Wellington (spot 2). Di spot 3, kita bisa agak sedikit lega bisa menghangatkan badan di gedung observasi. Lumayan sih bisa foto2 dari sini, tapi ga sebagus klo kita foto2 di luar. Hahahaha.


Saya ingat sama ucapan teman saya yang hobi banget naik gunung, dibandingkan pergi snorkling/diving ke pantai. Menurutnya ada perasaan “sunyi” yang ga bisa dijelaskan ketika kita mendaki gunung. Ketika trekking/hiking kita memotivasi diri kita sendiri untuk habis2an bertarung dengan fisik dan kondisi alam yang ekstrim.  Disaat yang bersamaan kita tidak boleh sombong akan kemampuan kita untuk “menaklukan” alam. Disitulah keseimbangan terjadi. Kuat tapi tidak sombong, menyanggupi dengan kerendahan hati. Dan ketika sampai puncak, kita merasa menang dengan keterbatasan diri kita sekaligus merasa kecil dengan kebesaran Tuhan menciptakan bumi, langit dan seisinya. :)

Kamu sendiri gimana? apakah pernah punya pengalaman serupa ketika berinteraksi dengan alam?

PS: all (photo) credits goes to Aqanta S Sutarjo

Saturday, January 3, 2015

When you put it that way

I’m on the train, on my way home.
Started to thinking what is the reason behind this grief?
The minute you think you're past it, it starts all over again.
Already I feel tired, weary and jaded.

I try to analyse, to understand, to accept.
Maybe because I care too much. Maybe.
It’s funny how I try to move on and at the same time, hold on.

I looked at the window.
Blurry vision start to fused into one line.
Start questioning but leads to nothing.

I feel helpless. I feel small.
Then suddenly, I feel HIS presence.
Sit next to me.
And I feel that I’m not alone in this journey.
  
Maybe I lose him.
But at the same time, HE grab and hold my hands to be closer to HIM.
And it’s beautiful. 
When you put it that way.....