Monday, March 26, 2012

#triplombok part 2: Gili Trawangan

Perjalanan dari pelabuhan Bangsal ke Gili Trawangan memakan waktu sekitar 45 menit. Sejauh mata memandang, kami sangat menikmati birunya langit dan birunya laut. Bau amis khas laut pun tercium. Sesekali, kami terciprat hempasan ombak, segarr rasanya. Udah ga sabar pengen nyemplung ke laut. Perjalanan Bali-Lombok lumayan bikin cape, karena kami kurang tidur.


Akhirnya setelah 45 menit sampai juga di Gili Trawangan, haduuhh itu yang namanya gradasi warna pantai indaaahhh bangeettt. Segera setelah kaki nyempung ke air laut rasanya segerrr bangettt, telapak kaki berasa dipijet sama pasir halus Pantai Gili Trawangan. Teriknya matahari terobati dengan desiran angin sepoi2. Rasanya ingin berlama2 tapi kami harus segera mencari tempat penginapan.


Ketika sampai di Pantai Gili Trawangan, arah kiri merupakan “pusat kota”, karena disana banyak terdapat resto, bar dan tempat penginapan. Sedangkan arah kanan lebih sepi dibandingkan arah kiri. Kami pun segera berjalan ke arah kiri untuk mencari penginapan. Setelah berjalan cukup jauh, kami merasa seperti minoritas di negara sendiri, karena sejauh mata memandang hanya orang asing. Kami jarang melihat wisatawan lokal. Agak aneh sih,  karena tempat sebagus ini kok ga banyak orang lokal. Jadi berasa ada di luar negeri. Hehehe.

 
#lessonlearned, klo ke Gili Trawangan disarankan udah booking hotel dulu ya. Kami agak menyesal tidak booking hotel terlebih dahulu, karena rata2 hotelnya penuh semua. Padahal kedatangan kami bukan pas lagi high season, hampir putus asa, kaki rasanya mau copot udah jalan jauh, tapi akhirnya nemu juga hotel yang masih kosong kamarnya. Itu pun letaknya jauhhhhhhh di ujung gang. Tarifnya Rp. 350.000/per malam. Kami pun nawar (tetep), harga segitu udah sama extrabed, akhirnyaaa petugas hotelnya setuju.


Kamarnya cukup besar, ada kamar mandi didalam tapi tanpa AC. Ga masalah bagi kami sih, karena anginnya mayan kenceng, ga terasa panas jadinya. Cuman yang jadi masalah, kamar mandinya pintunya kaca bening! Djiaahh jadi harus ditutup handuk supaya ga keliatan dari luar. Airnya pun Payau, rada asin. Jadi rasanya masih lengket sehabis mandi. Oia harga ini belum termasuk sarapan. Rata2 emang rate hotel berkisar 350rb-450rb. High season terjadi seminggu menjelang hari raya Nyepi. Karena kebanyakan turis dan warga bali yang tidak merayakan Nyepi, “kabur” ke Gili Trawangan.

kayaking

Kami langsung geletak tidur, badan memang sudah otomatis minta tidur ketika liat kasur, bantal dan seprei putih. Istirahat kurang lebih 1 jam, bangun2 rada kaget karena pintu terbuka lebar! Rupanya saking capeknya kami lupa menutup pintu! Langsung saya cek barang2, karena kami bertiga membawa peralatan kamera cukup banyak. Alhamdulillah ga ada barang yang hilang satu pun. Kami pun langsung berganti baju dan berkeliling Gili Trawangan sambil mencari makan siang.

Gili Trawangan merupakan pulau terbesar dari “Gili Island” yang ada di Lombok dengan panjang sejauh 3 km dan lebar 2 km. Salain Gili Trawangan terdapat pula Gili Meno dan Gili Air yang letaknya saling berdekatan. Gili sendiri berasal dari kata “Air”, sedangkan Trawangan berasal dari kata terowongan. Konon di pulau ini terdapat terowongan (tunnel) di dalam bukti yang dibuat di masa pendudukan Jepang. Dapat dikatakan Gili Trawangan merupakan pusat hiburan dan lebih ramai dibandingkan dengan Gili Meno dan Gili Air.


Untuk menjaga kebersihan udara, Sepeda motor dan Mobil dilarang masuk Gili Trawangan. Pilihan jika ingin berkeliling adalah naik Cidomo, naik Sepeda atau berjalan kaki. Saya suka nih peraturan kaya gini nih, jadinya bebas polusi. Tiap pagi pun tiap cek upil, ga ada upil sama sekali. Map bukannya jorok, Cuma kan ngupil adalah indikator termudah mengukur kadar polusi di suatu tempat. hahaha. Teman saya Eky akhirnya memilih untuk sewa sepeda keliling Gili Trawangan, tarifnya Rp. 30.000 per 30 menit. Saya dan Nurma memilih berjalan kaki sambil sight seeing toko2 souvenir sambil menu resto2 untuk makan malam kami nanti.

Rata2 makanan di Gili Trawangan menunya western, mungkin karena kebanyakan turis bule, jadinya menu disesuaikan. Harganya pun lumayan mahal, sekalinya ketemu warung nasi yang agak murah, letaknya di gang. Mungkin karena supply makannya berasal dari Pulau Mataram, jadinya harganya jadi lebih mahal.

Menjelang sunset, kami dapet info dari Iwan, Petugas Hotel klo mau dapetin sunset paling bagus di tebing di belakang hotel. Tapi alamaaaakkk jauh banget dan mesti naikin anak tangga berjuta2 (lebay), banyak juga bule yang ikut kita dan dengan mudahnya mereka nyusul kita. Maklum anak kota, mendaki dikit cepat capek. Hahahaha.

semangat mendaki tebing

Pemandangan dari atas tebing juara bangeeeetttt, sebelah kanan kita bisa liat pulau Gili Trawangan dari atas. Pemadangan disebelah kiri ga kalah bagus, kita bisa liat bentangan laut yang luas yang seakan2 menyatu dengan biru-nya langit, awan putih dan senja matahari. Kami bertiga pun hening terdiam menikmati lukisan panorama alam ini dan mengagumi kebesaran Tuhan yang Maha Esa.  Kami harus segera turun bukit karena jika malam tiba tidak ada penerangan di tempat ini. agak ngeri juga sih, karena kalo sampe kesasar ga ada yang bantu. Karena disekitar bukit tidak ada rumah penduduk.


Kehidupan malam di Gili Trawangan sudah dimulai, riuh music di bar pun sudah mulai bergema. Kami pun segera ke arah lapangan voli, karena pada malam hari penjual makanan lokal berkumpul disana. Ada sate ayam, bakso, pecel ayam, martabak, mie ayam dan nasi rames. Harganya pun terjangkau dan masih dimaklumi, saya memesan nasi pecel ayam + teh botol, Semuanya Rp. 15.000 lumayaaann daripada makan hamburger sehara Rp. 32.000 di resto

Night life at Gili Trawangan

Makin malam, bule makin banyak dan makin ngerasa berada di luar negri. Hehehe. Kami pun terus berjalan sambil memotret kehidupan malam. Ternyata ada juga Irish Pub di Gili Trawangan. ada juga bilik2 untuk nonton DVD. Ini sebenarnya mengingatkan saya sama jaman kuliah dulu, kita suka gelar layar proyektor untuk nonton DVD rame2 dengan tarif Rp. 3000/person. Bedanya klo di Gili Trawangan, tarif nonton film Rp. 50.000. Semakin ke ke ujung, hotelnya makin private! Tempatnya pas banget untuk Bulan Madu. Puas menjelajah Gili Trawangan kami pun segera kembali ke hotel untuk beristirahat, karena besok pagi kami akan ikut tour Gili Trawangan, Gili Meno dan Air. huraaayyy

No comments:

Post a Comment