Friday, October 23, 2015

Goa Jomblang

Bicara tentang Jogja tidak akan ada habisnya. Tidak cukup 2-3 blog posting yang khusus me-review satu persatu tempat wisata yang ada di Jogyakarta. Ya, Jogya merupakan salah satu daerah “paket lengkap” yang menjadi destinasi favorit wisatawan lokal, maupun mancanegara.

Selain wisata budaya seperti candi2 peninggalan jaman masehi, ataupun mengenal lebih dalam tentang budaya jawa yang kental dengan nilai filosofisnya, Jogya mempunyai keindahan wisata alam yang mempesona. Kita bisa menikmati keindahan penuh misteri dari gunung merapi, menangkap cantiknya sunrise di candi borobudur, menikmati senja di Parangtritis, ataupun bertualang menelusuri Goa.

Jogya memiliki banyak sekali Goa yang terletak di kawasan Gunung Kidul. Dahulu, wisata menelusuri goa tidak terlalu populer dibandingkan dengan wisata alam yang lain, namun sejak mulai di-explore oleh komunitas pecinta alam, menelusur goa menjadi salah satu tempat wisata pilihan di Jogya. 

Salah satu goa yang cukup terkenal di antara para wisatawan adalah Goa Pindul, pengunjung dapat tubing sekaligus caving di goa ini. Namun, kali ini saya ingin membahas tentang Goa Jomblang, salah satu potensi goa yang tidak kalah memukau dari Goa Pindul. 

How to get there
Goa Jomblang berada di Padukuhan Jetis Wetan, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Gunungkidul, sekitar 8 Km dari Wonosari atau 50 km dari Kota Jogya. Jika naik motor/mobil kira2 1.5 jam perjalanan. Klo naik motor siap2 bakalan encok dan pantat tepos karena medannya luarrrr biasaaaaaaa menantang. Selain menaiki gunung dan turuni lembah, kondisi jalan di Semanu rusak parah. Siap2 aja anjrut2an di motor. Hehehehe.

You’ll be surprise
Peserta yang sudah mendaftarkan diri pada waktu itu berjumlah 10 orang, sedangkan untuk maksimal peserta adalah 25 orang persesi. Sambil menunggu kami diarahkan untuk mengganti sepatu dengan sepatu boots (karena tanah di dalam goa merupakan tanah berlumpur), memakai helm dan body harness. Tepat pada pukul 10.30 kami pun bergegas ke lokasi goa jomblang yang ternyata bentukan dari hamparan tanah yang ambles. Sekilas seperti jurang karna saking diameternya lebar sekali.

Trus gimana caranya turun kebawah? JENG JENG, pake tali (single rope) yang diulur MANUAL oleh beberapa staff Jomblang cave tour! Saya deg2an banget saat itu, lutut saya lemas. Bukan karena saya takut ketinggian tapi saya saat itu merasa tidak aman dengan peralatan yang terlihat “sederhana”. Namun operator Jomblang Cave Tour berkali2 menjelaskan bahwa peralatan dan prosedur keamanan sudah mengikuti standar internasional. 


Bagian yang paling menakutkan adalag ketika detik2 menjelang turun, saya masih setengah percaya bahwa ini ga aman, tetapi akhirnya pasrah juga. Ketika sudah setengah jalan turun, rasa takut saya teralihkan oleh pemandangan vegetasi tumbuhan yang mengelilingi “jurang”.


Saya turun dengan single rope sekitar 60 meter, lalu dilanjutkan dengan jalan mendaki turun (30 meter) menuju goa. Sesampainya di mulut gua terlihat secara jelas sisa2 tanah ambles, Pak Tour Guide menjelaskan bahwa amblesnya tanah dikarenakan tanahnya lapuk akibat lembab yang disebabkan oleh sungai bawah tanah.

Kami kemudian berjalan menuju goa dalam gelap. Semakin ke dalam udara terasa semakin pengap, gerah dan lembab, pokoknya campur aduk jadi satu. Seketika keringetan sekujur tubuh. Tidak lama berjalan, sudah terlihat cahaya yang dinanti2.

“that-Jomblang-light”
Berbeda dengan goa pindul, goa jomblang menawarkan pemandangan cahaya dari perut bumi. Cahaya ini hanya bisa dilihat pada pukul 11.00 – 13.00. Cahaya ini terlihat miring lalu secara perlahan bergerak mengikuti arah matahari, puncaknya adalah ketika cahaya terlihat tegak lurus.  Selain pemandangan cahaya, kita juga bisa melihat batu yang mempunyai bentuk yang unik akibat tetesan air dari atas. Pengunjung tidak diperbolehkan menginjak batu karena dikhawatirkan akan rusak.



Worth the price
Goa jomblang memang tidak serame goa pindul. Ini yang menjadikan goa jomblang lebih “esklusif”. Selain itu biaya untuk mengeksplore goa jomblang relatif lebih mahal yaitu Rp.450.000/orang. Harga ini sudah termasuk sewa peralatan (helm, sepatu boots, dan body harness), minum dan makan siang. Menurut saya harganya sebanding dengan keindahan alam yang masih sangat alami. Selain itu pertimbangan bahwa untuk mencapai goa jomblang, masih pake cara yang manual. Hehehe. tarikkk manggg


Catatan:
  1. Karena peserta dibatasi 25 orang/hari, sebaiknya booking dulu dengan operator goa jomblang. Untuk contact personnya bisa menghubungi saya langsung di email ratri.septiana(at)gmail.com atau tulis email kamu di kolom “comment”, nanti akan langsung saya email CP-nya.
  2. Sebaiknya bawa kaos ganti karena sumuk banget.

2 comments: