Sunday, May 6, 2012

Pulang

Hari ini, 5 Mei 2012, saya pulang ketempat saya dulu besar

tempat saya berkembang
tempat saya mempersiapkan bekal
tempat saya bertemu sahabat
tempat saya meniti.
saya pulang ke rumah saya, Universitas Indonesia.

Ada rasa semi melankolis kembali ke FIB UI, rumah saya. Mungkin terdengar berlebihan, tetapi sepanjang perjalanan menuju kampus di depok, saya merasa seperti perantau yang kembali pulang ke rimbaannya. Saya ingat 9 tahun yang lalu, hari pertama saya menuntut ilmu di kampus. Ada lupaan perasaan semangat menggebu2 diiringi debaran jantung yang tak henti2nya berdetak cepat. Aahh, rasanya tetap sama ternyata, dulu maupun sekarang. Selalu seperti itu.

Saya memutuskan untuk naik Bis Deborah, bis andalan mahasiswa UI yang berdomisili di Jakarta Selatan. Bis ini selalu penuh, maklum karena bis ini satu2nya trayek jurusan Depok yang berangkat dari terminal Lebak Bulus. Meskipun demikian saya rasa , rata2 penumpang sejati Deborah pasti tau, klo mau dapet tempat duduk harus naik langsung dari terminal, Itu yang saya lakukan hari ini. hehehe.  Dari kejauhan saya sudah liat bis kecil itu, berkapasitas tempat duduk 25 orang dan berwarna ungu. Sempat melihat beberapa kumpulan supir dan kondektur yang sedang santai menunggu bis penuh. Mereka kadang suka bernyanyi lagu batak atau suka bercanda gurau, bahkan bermain kartu. Dari kejauhan saya melihat ada beberapa wajah baru, tetapi saya masih melihat muka lama. Hehehe.

Tempat duduk favorit saya selalu di depan, tepatnya deretan sebelah kondektur. Alasannya karena saya suka liat pemandangan meski kadang suka kebagian asap rokok supir Deborah. Sayangnya deretan depan sudah ditempati, jadi saya harus legowo duduk di deretan tengah. Tarif Deborah rupanya sudah melambung tinggi, dari dulu hanya Rp. 1500, sekarang sudah Rp. 4000

Setelah seluruh tempat duduk sudah ditempati, supir pun langsung menyalakan mesin dan siap menuju Depok. Sepanjang perjalanan, saya sibuk memperhatikan pemandangan lewat jendela. Melihat perubahan2 yang terjadi selepas 5 tahun lulus kuliah. Sesekali sekelebat memori pun bermunculan, mengenang peristiwa suka dan duka 4 tahun bolak balik Ciputat – Depok naik bis ini. 

Sampai di Depok, saya agak kaget liat perubahan2 yang terjadi. Rasanya belum cukup lama meninggalkan kampus, tetapi perubahannya cepat sekali. Jalan Margonda sudah diperlebar, sehingga menggusur keberadaan pohon2 rindang yang suka dijadikan tempat berteduh mahasiswa kalau kehujanan. Saya sampai hampir terlewat turun di Gang Kober, keberadaannya semakin terpencil dengan bermunculannya bangunan baru di sepanjang Jl. Margonda. 

Saya memang selalu turun di Kober karena lokasinya strategis dengan Fakultas saya, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB). Rasa lega sedikit menjalar, melihat sepanjang gang Kober tidak banyak berubah, tidak seperti Jl. Margonda di depan tadi. Beberapa kios memang sudah mengalami pemugaran yang sedikit memakan badan jalan, sehingga agak lebih sempit. Saya tersenyum melihat jejeran toko rental Komputer, dulu tempat ini tidak pernah saya absen kunjungi semasa kuliah. Apalagi klo komputer dan printer dirumah lagi ngambek, maklum jaman dulu belum punya laptop.

Saya melihat Ibu penjual nasi uduk masih ada, kios penjual ikat pinggang juga masih ada, bahkan kios stationary pun masih berjualan, dulu saya sering bolak balik beli pulpen dan pensil disini karena selalu hilang. Hehehe. Perjalanan berlanjut di jalan setapak menuju FIB. Jalan sudah diperbagus, teringat dulu saya sering kepleset lari2 di sepanjang jalan ini klo terlambat masuk kelas. 

Ada pemandangan aneh, lapangan bola rumput sudah diganti dengan kandang rusa. Saya lihat tempat ini seperti tempat wisata, karena banyak penduduk yang datang membawa anak kecil untuk sekedar melihat dan memberi makan rusa.

Biasanya perjalanan dari Kober – FIB memakan waktu 10 menit, tetapi sengaja saya perlambat langkah saya untuk sejenak menikmati napak tilas sambil mengumpulkan memori2 yang bepedaran di kepala saya.
Sesampai di FIB, saya sempat memicingkan mata, ada pengerjaan gedung di lahan yang dulu adalah parkiran dosen. Dari sepintas yang saya lihat, sepertinya hendak dibuat gedung baru, karena terlihat cetakan huruf “gedung 10”. 

Kaki saya terus melangkah masuk, mata saya pun sibuk melihat2 gedung2 di FIB. Pohon beringin masih menjulang gagah dengan akarnya yang kokoh menjalar ke segala arah. Kaki saya pun melangkah otomatis ke Perpustakaan FIB, rasanya perpustakaan ini tidak dirawat dengan baik. Temboknya sudah banyak yang mengelupas. Lalu saya melangkah di gedung 9, disini masih terdapat beberapa mahasiswa. Gedung ini memang tempat favorit no. 2 yang dijadikan tempat berkumpul mahasiswa setelah Kansas (Kantin Sastra). Kaki saya tak sabar melangkah ke markas jurusan ilmu perpustakaan di gedung 8, kekecewaan kembali meliputi saya karena ternyata gedungnya dikunci.

 
Kemudian langkah saya pun bergegas menuju Kansas, kaget karena kantin yang berbentuk kerucut telah diganti menjadi bangunan setengah jadi yang disemen, rupanya sedang dipugar. Sebagai gantinya, Kantin dipindah ke lahan yang dulu bekas parkiran motor, disamping gedung 8. Dilihat dari bentuknya, kantin ini rupanya kantin darurat yang sifatnya sementara, sambil menunggu proses pemugaran Kansas. Saya pun segera memesan kopi panas sambil menikmati hari pertama saya kembali menimba ilmu.

kantin dadakan
Ini bukan pertama kalinya saya kembali ke kampus setelah 5 tahun lulus. Tetapi karena alasan saya kembali ke kampus ini adalah untuk belajar dala rangka mempersiapkan rencana masa depan saya, jadinya rasa melankolis itu pun keluar. 

Selalu ada tempat di hati saya untuk FIB. karena disinilah saya menuntut ilmu. Ilmu yang merupakan bibit dan bakal buah yang sudah saya petik sekarang. Disini saya dibekali, dibimbing dan diarahkan untuk menghadapi dunia luar. Di kampus ini saya mengenal apa itu tanggung jawab dan disinilah saya mulai merangkai mimpi saya. 

Senang sekali bisa pulang, ke rumah.. :’)

No comments:

Post a Comment