Friday, December 16, 2011

Day 3: Cao Dai Temple

Sebelum berangkat ke HCM, saya dan Dinda sudah sepakat akan mengunjungi Chu Chi Tunnel dan Cao Dai Temple ketika menyusun itinerary. Dari hasil googling, kebanyakan traveler mengikuti paket tour untuk mengunjungi tempat ini, karena ternyata letaknya cukup jauh dari HCM (3 jam perjalanan). Kami juga dapat informasi bahwa tour2 agent itu banyak terdapat di distric 1, yaitu sepanjang jalan Pham Ngu Lau. Dari semua tour agent kami memilih Saigon backpacker, karena Cuma itu yang masih buka pada jam 12 malam. Hehehe.

Ada beberapa paket pilihan yang tersedia, pilihan kami langsung terpaku pada rencana awal yaitu 1 full day trip to Cao Dai temple and Chu Chi Tunnel. Kami langsung memilih ikut rombongan tour yang lain karena jatohnya lebih murah, hanya 10 USD/person (belom termasuk makan siang dan HTM ke Chu Chi Tunnel). Kalau kami memilih paket yang cuma berdua, jatohnya jadi 61 USD/person. Kenapa lebih mahal? Karena memakai mobil rental dan jadinya lebih private. Klo ikut rombongan tour kita akan bareng2 wisatawan lain yang pada hari itu juga memilih lokasi yang sama dengan menggunakan bis.

Pukul 08.00 teng! Kami langsung ke Saigon Backpacker, dan pada pukul 08.15 kami dijemput dan diantar ke tempat wisatawan sudah berkumpul untuk menunggu giliran naik bis ke lokasi tour. Bisnya berukuran sedang, cukup menampung sekitar 20 orang, ber-AC dan tempat duduknya nyaman. Kami langsung memilih tempat duduk paling dekat, samping supir agar dapat menikmati pemandangan HCM. Tour Guide pun mulai memperkenalkan diri, bahasa inggrisnya fasih untuk seukuran orang Vietnam, walau suka bingung klo dia mulai menyebutkan suku kata “R” pasti agak2 aneh didenger, rata2 orang Vietnam cadel “R”.

Saat kami diminta memperkenalkan daerah asal kami, agak manyun sih, karena Tour Guidenya ga tau Indonesia. Wah parahparahparah!  Tiba2 turis Jepang di belakang kami nyeletuk: “Indonesia??? Last month I went to Indonesia!” Kami pun segera berkenalan dan berbincang2 dengan akrab. Ternyata bulan lalu dia pergi ke Jakarta-Yogyakarta-Surabaya! Waoooww..setelah agak lama berbincang, sekilas kami mendengar bahwa perjalanan akan memakan waktu 3 jam, lalu tanpa disuruh kami pun segera tidoooorrrrr…zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz…

Setelah tidur2 ayam, di 1.5 jam perjalanan kami dibangunkan. Kirain sudah sampai, ternyata kami dibawa ke sebuah pabrik yang menjual berbagai cinderamata buah karya para penyandang cacat. Kami pun turun dan melihat langsung proses pembuatan vas bunga dan ukiran lainnya. Ternyata ga semuanya karyawannya merupakan penyandang cacat, lalu kami diarahkan ke toko souvenir disamping pabriknya, ternyata harga2nya mahal2, 3 kali lipatnya harga di pasar Benh Tanh Market. Karena sudah membeli souvenir di hari sebelumnya, kami pun langsung memilih keluar dan mencari bis. Kami pun melihat rombongan bis lain yang baru sampai. Nampaknya memang semua bis diarahkan untuk datang ke pabrik ini.


Cao Dai Temple
Cao Dai temple terletak di kawasan Tay Nihn, sekitar 60 KM dari HCM.  Kuil ini merupakan tempat ibadah aliran agama Cao Dai, yaitu campuran antara Buddha, Taoisme, Konfusianisme dan Katolik. Ajaran Cao Dai sendiri mengacu pada ajaran etis dari Konfusianisme, praktik okultisme dari Taoisme, teori karma dan kelahiran kembali dari Buddhisme, dan organisasi hirarkis dari ajaran Katolik.

Cao Dai Temple



Cao Dai Temple tampak dalam
Penganut Cao Dai percaya bahwa semua agama pada prinsipnya adalah sama. Cao Dai dipandang sebagai Tuhan yang satu dan dihormati di semua agama besar dunia sehingga pada ajaran ini semua tokoh dari berbagai agama dipandang sebagai orang suci, seperti: Buddha, Konfusius, Yesus, Muhammad, Pericles, Julius Caesar, Joan of Arc, Victor Hugo bahkan Yat-sen. Para Tokoh ini yang  dihormati di kuil Cao Dai, bersama dengan nenek moyang mereka.


Pengikut Cao Dai berusaha untuk mencapai kedamaian batin, menjadi umat yang baik dan menghindari karma buruk. Cao Dai mengajarkan sikap taat dan patuh antara raja dan rakyat, ayah dan anak, suami dan istri. Selain itu ada lima kebajikan yang harus dipenuhi dari ajaran Konfusianisme. Pengikut Cao Dai diharapkan dapat mengikuti rangkaian ritual keagamaan seperti: mempraktekkan vegetarian minimal 10 hari dalam 1 bulan, selalu mensucikan jiwa dan raga dari roh jahat, dan tidak boleh membunuh mahluk hidup.


Pembangunan kuil ini memakan waktu 30 tahun, yaitu dari tahun 1933 sampai 1955. Arsitektur Cao Dai Temple sekilas terlihat seperti gereja, tipe bangunan memanjang ke dalam dan memiliki altar. Langit-langit Kuil dilukis awan sehingga serasa memandang ke langit beneran. Kuil ini memiliki 28 tiang yang berukirkan naga dan 7 kobra, hal tersebut mencerminkan 28 manifestasi Buddha dan 7 jenis emosi manusia. Warna Merah, Kuning dan Biru sangat dominan di Kuil ini, Merah melambangkan Kristen, Kuning melambangkan Buddha dan Biru melambangka Taoisme. 

pakaian untuk beribadah
Foto sama petugasnya
paduan suara dan iringan musik


Simbol segitiga dengan gambar mata kiri di tengah merupakan simbol yang mewakili Tuhan. Menurut ajaran Cao Dai, Tuhan merupakan Yang (dari prinsip Yin Yang), dan Yang berada di sisi sebelah kiri. Terdapat 4 rangkaian peribadatan setiap harinya, yaitu pada pukul 06.00 pagi, 12.00, 18.00 dan 00.00. Pada prosesi ibadah, umat Cao dai diiringi oleh paduan suara dan iringan musik orchestra tradisional Vietnam. Ketika beribadah umat cao Dai menggunakan pakaian serba putih, terkecuali bagi pendeta tertinggi yang menggunakan jubah berwarna menurut kepercayaan mereka masing2 pada Kristen (Merah), Taoisme (Biru) atau Buddha (Kuning).

No comments:

Post a Comment