Bicara tentang Jogja
tidak akan ada habisnya. Tidak cukup 2-3 blog posting yang khusus me-review
satu persatu tempat wisata yang ada di Jogyakarta. Ya, Jogya merupakan salah
satu daerah “paket lengkap” yang menjadi destinasi favorit wisatawan lokal,
maupun mancanegara.
Selain wisata budaya seperti candi2 peninggalan jaman masehi, ataupun mengenal
lebih dalam tentang budaya jawa yang kental dengan nilai filosofisnya, Jogya
mempunyai keindahan wisata alam yang mempesona. Kita bisa menikmati keindahan
penuh misteri dari gunung merapi, menangkap cantiknya sunrise di candi borobudur,
menikmati senja di Parangtritis, ataupun bertualang menelusuri Goa.
Jogya memiliki banyak
sekali Goa yang terletak di kawasan Gunung Kidul. Dahulu, wisata menelusuri goa
tidak terlalu populer dibandingkan dengan wisata alam yang lain, namun sejak
mulai di-explore oleh komunitas
pecinta alam, menelusur goa menjadi salah satu tempat wisata pilihan di Jogya.
Salah satu goa yang cukup
terkenal di antara para wisatawan adalah Goa Pindul, pengunjung dapat tubing
sekaligus caving di goa ini. Namun, kali ini saya ingin membahas tentang Goa
Jomblang, salah satu potensi goa yang tidak kalah memukau dari Goa Pindul.
How to get there
Goa Jomblang berada di
Padukuhan Jetis Wetan, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Gunungkidul, sekitar 8
Km dari Wonosari atau 50 km dari Kota Jogya. Jika naik motor/mobil kira2 1.5
jam perjalanan. Klo naik motor siap2 bakalan encok dan pantat tepos karena medannya
luarrrr biasaaaaaaa menantang. Selain menaiki gunung dan turuni lembah, kondisi
jalan di Semanu rusak parah. Siap2 aja anjrut2an di motor. Hehehehe.
You’ll be surprise
Peserta yang sudah
mendaftarkan diri pada waktu itu berjumlah 10 orang, sedangkan untuk maksimal
peserta adalah 25 orang persesi. Sambil menunggu kami diarahkan untuk mengganti
sepatu dengan sepatu boots (karena tanah di dalam goa merupakan tanah berlumpur),
memakai helm dan body harness. Tepat pada pukul 10.30 kami pun bergegas ke
lokasi goa jomblang yang ternyata bentukan dari hamparan tanah yang ambles.
Sekilas seperti jurang karna saking diameternya lebar sekali.
Trus gimana caranya turun
kebawah? JENG JENG, pake tali (single rope) yang diulur MANUAL oleh beberapa
staff Jomblang cave tour! Saya deg2an banget saat itu, lutut saya lemas. Bukan
karena saya takut ketinggian tapi saya saat itu merasa tidak aman dengan
peralatan yang terlihat “sederhana”. Namun operator Jomblang Cave Tour berkali2
menjelaskan bahwa peralatan dan prosedur keamanan sudah mengikuti standar
internasional.
Bagian yang paling
menakutkan adalag ketika detik2 menjelang turun, saya masih setengah percaya
bahwa ini ga aman, tetapi akhirnya pasrah juga. Ketika sudah setengah jalan
turun, rasa takut saya teralihkan oleh pemandangan vegetasi tumbuhan yang
mengelilingi “jurang”.
Saya turun dengan single
rope sekitar 60 meter, lalu dilanjutkan dengan jalan mendaki turun (30 meter)
menuju goa. Sesampainya di mulut gua terlihat secara jelas sisa2 tanah ambles,
Pak Tour Guide menjelaskan bahwa amblesnya tanah dikarenakan tanahnya lapuk
akibat lembab yang disebabkan oleh sungai bawah tanah.
Kami kemudian berjalan
menuju goa dalam gelap. Semakin ke dalam udara terasa semakin pengap, gerah dan
lembab, pokoknya campur aduk jadi satu. Seketika keringetan sekujur tubuh. Tidak
lama berjalan, sudah terlihat cahaya yang dinanti2.
“that-Jomblang-light”
Berbeda dengan goa
pindul, goa jomblang menawarkan pemandangan cahaya dari perut bumi. Cahaya ini
hanya bisa dilihat pada pukul 11.00 – 13.00. Cahaya ini terlihat miring lalu
secara perlahan bergerak mengikuti arah matahari, puncaknya adalah ketika
cahaya terlihat tegak lurus. Selain pemandangan
cahaya, kita juga bisa melihat batu yang mempunyai bentuk yang unik akibat
tetesan air dari atas. Pengunjung tidak diperbolehkan menginjak batu karena
dikhawatirkan akan rusak.
Worth the price
Goa jomblang memang tidak
serame goa pindul. Ini yang menjadikan goa jomblang lebih “esklusif”. Selain
itu biaya untuk mengeksplore goa jomblang relatif lebih mahal yaitu
Rp.450.000/orang. Harga ini sudah termasuk sewa peralatan (helm, sepatu boots,
dan body harness), minum dan makan siang. Menurut saya harganya sebanding dengan
keindahan alam yang masih sangat alami. Selain itu pertimbangan bahwa untuk mencapai
goa jomblang, masih pake cara yang manual. Hehehe. tarikkk manggg
Catatan:
- Karena peserta dibatasi 25 orang/hari, sebaiknya booking dulu dengan operator goa jomblang. Untuk contact personnya bisa menghubungi saya langsung di email ratri.septiana(at)gmail.com atau tulis email kamu di kolom “comment”, nanti akan langsung saya email CP-nya.
- Sebaiknya bawa kaos ganti karena sumuk banget.