Akhirnya ngetrip jugaaaa. Setelah hampir setahun ga beranjak dari Sydney dan Canberra, saya dan 2 partner in crime saya (Qanta dan Mas Raka) ngetrip bareng ke Tasmania. Alasan kenapa pilih Tasmania sebenernya simple, karena New Zealand kemahalan. Hahahahaha.
Tinggal di salah satu
kota terpadat di dunia, rasanya pengen escape dari hingar bingar kota dan
ngetrip ke daerah terpencil yang pemandangan alamnya unik. Beberapa teman saya
yang sudah pernah ke Tasmania merekomendasikan saya untuk berlibur kesana.
Berbekal tiket promo dari
Jetstar, kami pun merencanakan trip dari tanggal 20 – 25 November 2014. Sempet ngerasa
klo trip 5D4N ke Tasmania agak kelamaan, tapi ternyata malah ga cukup. Karna Tasmania
cukup luas untuk dijelajah dalam waktu 5 hari. Kami menghabiskan waktu di
Tasmania selatan, tepatnya di Hobart. Sayang sekali kami tidak sempat ke
Launcheston karena jaraknya yang cukup jauh dan medannya yang lebih ekstrim.
Saya akan meng-highlight
beberapa hal penting tentang Tasmania yang penting untuk diketahui temen2 yang
akan menjelajah Tasmania.
Penginapan
Kami menginap di Tassie
Backpacker @ The Brunswick Hotel yang terletak di 67 Liverpool St Hobart TAS
7000. Alasan kami memilih hostel ini karena reviewnya paling tinggi diantara
hostel/hostel lain. Fasilitasnya memang standard, malah ada hostel lain yang fasilitasnya
lebih lengkap, tapi di hostel ini ada dapur dan berada di lokasi yang strategis
(berada di pusat kota dan berada tepat di depan Supermarket Woolworths). Kami memesan
standard mixed dorm 4 bed dan segera mem-booking hotel via www.hostelworld.com.au untuk kemudian
membayar uang deposit sebesar US$46.19 (atau AUD$47). Sisa pembayaran sebesar
AUD$348.48 akan dilunasi setelah sampai di Hostel.
Untuk menuju Tassie
Backpacker, kami harus melewati The Brunswick Hotel Bar, karena lokasinya
memang di belakang Bar. Bangunan hostel terbilang cukup tua tetapi nyaman. Kami
menempati kamar di lantai 2, terdapat 4 toilet dan 4 bathroom serta 2 wastafel
yang dipakai bersama2. Tentunya jika memesan private room, kamar mandi dan
toilet berada di dalam kamar seperti layaknya hotel pada umumnya.
Di hostel ini terdapat dapur
yang alat2nya dapurnya (piring, panci, wajan, sendok, garpu dll) dapat dipakai
untuk umum. Selesai memakai peralatan dapur, kami diharuskan mencuci bersih
dengan menggunakan sabun dan alat cuci piring yang telah disediakan. Jika ingin
menitip makanan dapat menggunakan lemari es dengan menuliskan tag nama dan
nomor kamar. Setiap hari selasa, lemari es akan dibersihkan oleh staff hostel,
jika ditemukan plastik yang tidak memiliki tag, maka makanan akan di “hibah”kan
ke free food desk.
Tassie Backpacker
memiliki common room yang dapat dipakai pengunjung untuk menonton tv atau
sekedar tempat hangout karena terdapat sofa dan meja. So far saya
merekomendasikan tempat ini karena tempatnya yang bersih, lokasi yang strategis
dan fasilitas yang lengkap.
Sewa Mobil
Tempat wisata di Tasmania
sebagian besar berlokasi di luar kota Hobart, sehingga kami memutuskan untuk menyewa
mobil selama berada di Tasmania. Pertimbangannya karena waktunya lebih fleksible,
sehingga dapat menyesuaikan dengan Itinerary yang sudah dibuat. Kami menyewa
mobil via situs www.vroomvroomvroom.com.au.
Mekanismenya persis seperti hostel world, kami dapat memilih provider sewa
mobil dan dapat memfilter pencarian dari tipe mobil, harga dan matic/manual.
Kami memilih provider yang bernama “Budget” karena harganya yang paling murah. Mobil yang dipilih Suzuki Swift/Sejenisnya dan Matic agar Qanta dan Mas Raka (yang bertindak sebagai “supir”) ga cape karena lokasi tempat wisata yang hendak kami datangi cukup jauh. Tidak seperti hostel world, di situs ini kami tidak perlu membayar booking fee. Ketika membooking mobil, terdapat tawaran untuk menyewa GPS seharga AUD$40, kami memutuskan untuk tidak menyewa GPS dan sepakat untuk memakai google maps dengan mengorbankan paket data dari HP masing2. Hehehehe. Lumayan menghemat budget.
Selain GPS ada juga tawaran untuk memakai asuransi mobil seharga AUD$100. Atas dasar “menekan” budget dan kepastian dari Qanta bahwa dia akan menyetir dengan hati2, kami memutuskan untuk tidak memakai asuransi. Kami akan menyewa mobil langsung dari Airport dan juga mengembalikan mobil di Airport.
Kami memilih provider yang bernama “Budget” karena harganya yang paling murah. Mobil yang dipilih Suzuki Swift/Sejenisnya dan Matic agar Qanta dan Mas Raka (yang bertindak sebagai “supir”) ga cape karena lokasi tempat wisata yang hendak kami datangi cukup jauh. Tidak seperti hostel world, di situs ini kami tidak perlu membayar booking fee. Ketika membooking mobil, terdapat tawaran untuk menyewa GPS seharga AUD$40, kami memutuskan untuk tidak menyewa GPS dan sepakat untuk memakai google maps dengan mengorbankan paket data dari HP masing2. Hehehehe. Lumayan menghemat budget.
Selain GPS ada juga tawaran untuk memakai asuransi mobil seharga AUD$100. Atas dasar “menekan” budget dan kepastian dari Qanta bahwa dia akan menyetir dengan hati2, kami memutuskan untuk tidak memakai asuransi. Kami akan menyewa mobil langsung dari Airport dan juga mengembalikan mobil di Airport.
Lokasi tempat penyewaan mobil masih berada di kompleks airport. Didalam ruangan rental mobil, terdapat 5 booth provider dan ketika itu Counter Budget yang paling rame. Kami pun segera menunjukkan bukti booking-an kami, menunjukkan SIM dan langsung memproses pembayaran sebesar AUD$160 untuk 5 hari pemakaian. Prosesnya ga lama, setelah menandatangi dokumen, staff Budget langsung memberikan kunci mobil, menunjukkan lokasi parkir mobil dan mengingatkan untuk mengisi bensin full tank ketika mengembalikan mobil.
Mobil yang disediakan ternyata Rio dari Kia, karena memang pas pemesanan ditulisnya Suzuki Swift/Sejenisnya. Kondisi mobil masih baru dan nyaman untuk dipakai. Sebelum memakai mobil kami mengecek apakah ada penyok2 atau scratch, jangan sampe nanti kami di klaim atas tindakan yang bukan merupakan kesalahan kami.
Saya sarankan untuk
memakai asuransi mobil jika rencana trip ke Tasmania lebih dari 3 hari. Apalagi
klo akan mengunjungi tempat wisata yang jauh dari Hobart (Freycinet National
Park atau ke Launcheston). Sehingga jika ada apa2, kita ga di klaim sampe
beribu2 dollar.
Halal Food
Di Tasmania sulit sekali
menemukan resto halal yang cocok sama lidah saya. Kebanyakan halal food di
Hobart adalah Indian Food. Saya pribadi ga terlalu suka Kari, jadi yanasib deh.
Pusat resto makanan di Hobart terdapat di Elizabeth Street, saya cukup kaget
ketika ada resto Indonesia, tapi sayangnya ada menu Pork. Huhuhuhu. Daftar
halal food resto di Tasmania dapat dilihat disini. Saya pribadi, sangat merekomendasikan
Kebab Rehab yang berada di Elizabeth Street. Harga agak lebih mahal dari Kebab
di Sydney, tetapi lebih enak!
Budget Trip
Budget kami selama trip adalah
AUD$320/person/nett/5D4N. Biaya tersebut adalah biaya bersama sudah termasuk
penginapan, sewa mobil, HTM tempat wisata, parkir, biaya kebutuhan bahan
makanan untuk memasak. Mahal itu relatif sih memang *tsahh*, kami cukup memaklumi
karena untuk bahan makanan seperti sayur
dan buah, Tasmania masih import dari Melbourne/Adelaide/Sydney. Karena kontur
Tasmania yang merupakan daerah pegunungan dan tanah berbatu, maka sulit untuk
menemukan tanah kosong untuk ditanami sayuran.
Untuk menekan budget,
kami memutuskan untuk memasak dengan menggunakan fasilitas dapur di hostel. Sebagian
dari kami juga membawa bumbu seperti minyak goreng, bawang putih, kecap dan merica
dari dapur kosan masing2 agar tidak perlu lagi membeli bumbu dasar tsb di supermarket.
Untuk menekan biaya bensin, sebaiknya mengisi bensin di Caltex karena lebih
murah dibandingkan BP atau Shell.
Tempat wisata di Tasmania
sebagian besar gratis karena memang merupakan tempat konservasi. Kalaupun ada
biaya, tidak lebih dari AUD$30/person. Selama
di Tasmania, kami selalu menanyakan apakah ada concession untuk student. Sebagian
besar dari tempat wisata dapat memberikan diskon $3-$5 jika dapat menunjukkan student
ID, jadi jangan lupa untuk selalu membawa student ID.
Tempat Parkir
Salah satu pengeluaran yang
tidak terduga adalah biaya parkir. Memang banyak terdapat parkir meteran di
Hobart, tetapi sulit untuk nemu parkir yang kosong dan dekat dengan hostel. Sepertinya
jumlah mobil dan ketersediaan parkir tidak setara, apalagi lokasi hostel yang
berada di pusat kota. Terdapat beberapa Car Park di dekat Tassie Backpacker seperi
Sultan Car Park (address: 58 Collins St) dan Argyle St Carpark (address: 38
Argyle St). Mereka menawarkan parkir AUD$10/all day atau AUD$2/hour.
Untuk mengakali biaya
parkir akhirnya kami parkir mobil di jalan setelah jam 6pm – 8am karna diantara
jam segitu parkir gratis. Tapi kami pagi2 sekali harus siap2 pergi sebelum jam
8am atau jika mau brangkat agak siang kami pindahin mobil ke Sultan Car Park sebelum
jam 8am.
Saran saya klo mindahin
mobil jangan ke Car park, tetapi ke parkiran Woolworths, karena 1.5 jam pertama
gratis. Hehehehe.
Cuaca
Tasmania memiliki cuaca
yang cenderung dingin di segala musim, karena letak geografisnya yang dekat
dengan kutub selatan. Kami pergi ke Tasmania di penghujung musim semi (spring
season), itupun masih dingin banget. Saran saya penting sekali untuk membawa
jaket karena terkadang cuacanya tidak terduga. Bisa mendung di pagi hari,
siangnya panas, sorenya hujan, malemnya mendung.
Mudah2an info tentang
Tasmania ini dapat memberikan gambaran tentang seperti apa sih Tasmania itu. Di
postingan yang akan datang saya akan share pengalaman trip saya ke beberapa
tempat seperti: Mount Wellington, Port Arthur, Museum of Old and New Art(MONA), Salamanca Market, Wine Glass Bay dan Bruny Island.