Judulnya kesananya gimana gitu ya? Pake bahasa inggris pula, hahahaha. Tapi isinya pake Bahasa Indonesia. Eaaakk. Pengen share sama apa yang tadi dirasain.
Jadi gini, kebetulan kosan gw deket banget ama Perpustakaan Umum Bankstown. Deket ini klo diukur pake meteran, kira-kira 300 meter lah ya dan klo jalan kaki kira-kira sih 50 langkah. *halah* Gw dateng dalam rangka ikut English Class yang diadain seminggu 3x. Info ini gw dapet dari Tia, temen senasib seperjuangan gw di Sydney. English class ini gratis, siapa aja bisa ikut. Jadwal hari senin itu khusus conversation class, klo hari Rabu untuk beginner, dan Kamis untuk intermediate (listening and speaking). Pengajar utamanya pustakawan dibantu sama relawan2.
Disini gw kagum sama partisipasi relawan yang nyediain waktu seminggu 3x untuk bantu ngajar bahasa inggris. Rata2 mereka pensiunan atau emang ibu rumah tangga yang anaknya udah pada gede2, jadi mereka punya banyak waktu luang. Mereka berkontribusi untuk masyarakat dan ga dibayar. Di Indonesia sendiri kegiatan kaya gini udah mulai banyak, tapi masih belom terorganisir dalam skala besar, sifatnya masih sendiri2.
Memberdayakan pensiunan
Menurut data statistik tahun 2011, angka harapan hidup di Australia itu 82 tahun. Artinya, rata2 perkiraan jumlah tahun hidup dari individu cukup tinggi. Tinggi/rendahnya angka harapan hidup dipengaruhi dari tingkat kesehatan dan pola hidup sehat dari tiap penduduk. Klo dibandingin sama negara lain, peringkat Australia ada di 10 besar. Trus apa hubungannya? Hubungannya adalah artinya orang2 usia pensiunan di Australia rata2 sehat2, klo dari pengamatan gw sehari-hari, emang mereka masih nyetir, jalan kaki, pokoknya mandiri banget deh. Karena kondisi yang sehat itu, mereka masih bisa berkegiatan.
Kenapa mau jadi relawan?
Jadi relawan itu manfaatnya banyak. Bahkan ada pemerintah punya wadah untuk ngatur kegiatan relawan ini, jadi bagi orang yang pengen berkontribusi tapi ga tau mesti dateng kemana, bisa daftar di websitenya. Linknya disini. Alasan mereka jadi relawan macem2, ada yang pengen punya pengalaman dan dapet ilmu baru. Ada juga yang jadi relawan karna akan jadi “point penting” untuk ditaro di “CV” (bagi yang masih muda) atau ada juga yang emang pengen share skill mereka, semacam social responsibility mereka karena udah bekerja sekian tahun di bidang itu dan saatnya kasi ilmu mereka ke masyarakat. Ada juga yang karena alasan agama, dimana membantu sesama itu diwajibkan. Atau alasan simple tapi mulia, “to help others and to do something worthwile”. Alasan yang ini yang ga semua orang punya dan ga semua orang mampu.
Ngasi makan batin
Manfaatnya emang banyak sih, kaya tadi contohnya, pas ada orang Vietnam cerita klo dia dateng ke Australia untuk cari hidup yang lebih baik dan untuk menghindari perang Vietnam. Mereka dateng naik kapal ke Australia selama berbulan2 dari Vietnam. Gilaa, samudra pasifik kan parah bangeeetttt arusnya. Alhamdulillah pada selamat dan meski kejadian itu udah lewat sekitar 30 tahun yang lalu tapi masih ada emosi di mata mereka. Semangat orang2 tua ini yang masih pada mau belajar bahasa inggris itu bikin hati gw tergetar.
Ada yang diem2 baca kata demi kata biar lancar, ada yang sebelum giliran ngomong nyatet dulu jawabannya. Hahaha. Bahkan gw yang posisinya bukan relawan pun ngerasa manfaatnya. Denger pengalaman masing2 orang, semangatnya mereka untuk bangkit, kadang ya denger cerita kaya gini, bikin masalah gw yang tadinya ngerasa berat banget jadi ga ada apa2nya.Well, bener ternyata pepatah "diatas langit masih ada langit".
Di akhir sesi mereka satu2 bilang: “thank you for your lesson, you’re lovely teacher” (dengan kalimat terbata2 dan pronunciation yang ala kadarnya), ke guru kita. Langsung gw liat senyum guru/relawannya kaya bukan senyum basa basi tapi apa ya?! senyumnya kaya dari hati gt. senyum tulus, mereka sudah memberikan sedikit dari apa yang mereka punya untuk memberi manfaat bagi orang lain. Melihat perkembangan bahasa inggris mereka yang tadinya ga bisa ngomong sama sekali, sekarang malah jadi nyerocos tiap ditanya :D
Ada rasa kepuasan batin ketika kita menolong orang, membuat kita makin berpijak dan merasa ikut bahagia. Makanya kadang, relawan ga perlu digaji karena apa yang mereka dapat dari proses ini sudah cukup mengenyangkan batin.
Di akhir sesi mereka satu2 bilang: “thank you for your lesson, you’re lovely teacher” (dengan kalimat terbata2 dan pronunciation yang ala kadarnya), ke guru kita. Langsung gw liat senyum guru/relawannya kaya bukan senyum basa basi tapi apa ya?! senyumnya kaya dari hati gt. senyum tulus, mereka sudah memberikan sedikit dari apa yang mereka punya untuk memberi manfaat bagi orang lain. Melihat perkembangan bahasa inggris mereka yang tadinya ga bisa ngomong sama sekali, sekarang malah jadi nyerocos tiap ditanya :D
Ada rasa kepuasan batin ketika kita menolong orang, membuat kita makin berpijak dan merasa ikut bahagia. Makanya kadang, relawan ga perlu digaji karena apa yang mereka dapat dari proses ini sudah cukup mengenyangkan batin.
Gw sendiri seumur2 baru 3x jadi relawan dengan latar belakang macem2, tapi belom sampe pada point “mulia” itu. Insya Allah suatu saat pengen banget berkontribusi sama masyarakat dan ga perlu nunggu waktu pensiun untuk “punya waktu” untuk jadi relawan.