“Eh Rat, Jawa Timur emang ada apaan selain Bromo?” Eng ing eeeng. Mungkin klo Mas Anang Hermansyah denger pertanyaan itu, doi langsung bilang: MENURUT NGANA? *sambil tebalikin meja*. Hahaha. Ih jangan sangka loh, ternyata di negaranya Mas Anang ini, ada loh yang namanya Pantai Tanjung Papuma, singkatan dari Pasir Putih Malikan. Letak persis Papuma berada di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Jember, Jawa Timur. Sejarahnya, batu malikan di Pantai Papuma merupakan lempengan batu di dekat pesisir pantai yang menimbulkan bunyi jika diterpa ombak.
Caranya kesana? Nah ini agak PR juga sih. Mau ga mau mesti pake mobil dari Surabaya atau nyambung kereta dari Surabaya ke Stasiun Jember, abis itu bisa naik mobil carteran atau ojek ke Papuma. Alternative lain naik angkutan umum dari Jember ke Ambulu, dilanjutkan dengan ngojek. Informasi dari beberapa blog sih tarif ojek sekitar 35rb.
Caranya kesana? Nah ini agak PR juga sih. Mau ga mau mesti pake mobil dari Surabaya atau nyambung kereta dari Surabaya ke Stasiun Jember, abis itu bisa naik mobil carteran atau ojek ke Papuma. Alternative lain naik angkutan umum dari Jember ke Ambulu, dilanjutkan dengan ngojek. Informasi dari beberapa blog sih tarif ojek sekitar 35rb.
Surabaya - Papuma |
Saya kebetulan rental mobil dari Surabaya. Perjalanan dari Surabaya – Papuma klo liat di google maps jaraknya 195 km dan memakan waktu hampir 6 jam. Tapi prakteknya, ternyata butuh waktu hampir 8 jam untuk sampai di Papuma, yaa bisa dibilang 8 jam plus nyasar2 sih. Hehehehehe. Untuk menuju ke Papuma ga susah kok, klo udah di Jember tinggal ikutin petunjuk jalan aja. Dari pusat kota Jember kira2 1 jam perjalanan menuju Papuma. Pantai Papuma ini bersebelahan dengan Pantai Watu Ulo. Uniknya, klo Papuma berpasir putih, Pasir di Pantai Watu Ulo berwarna hitam. Padahal pantainya tetanggan, alias deketan.
Perjalanan mendekati Papuma diawali dengan suguhan sawah dan sederet hutan jati yang sedang meranggas. Serasa di Nami Island loh, kurang saljunya aja. Hehehe. Ketika sampai di gerbang Papuma ada dua pintu masuk. Yang arah kiri ke Pantai Watu Ulo dan yang ke kanan ke pantai Papuma. Harga tiket Masuk Ke Pantai Papuma sebesar Rp. 7000/org (supir/ojek ga dihitung). Dari gerbang Papuma jalannya agak mendaki dan sudah mulai rusak.
Bau khas pantai mulai tercium ga lama setelah masuk gerbang. fyuhh, akhirnya sampai juga di Pantai Papuma. horeee main aiiirrrr. Dari kejauhan udah seneng liat perahu nelayan lagi bersauh. Trus langsung pengen copot sandal untuk ngerasain jalan kaki di pasir. Tapiiii tapiiii uugghh banyak sampah euy di Papuma. Sepanjang yang saya lihat hampir ga ada tong sampah. Yaa lagi2 ya, problematika klise di Endonesah, mental buang sampah sembarangannya masih dijunjung tinggi ditambah ga tersedianya tempat sampah di tempat wisata.
Karena Pak Supir parkirnya agak di deket pintu masuk, jadinya saya mesti jalan kaki ke spot Tanjung Papuma yang ada di ujung satunya. Jaraknya ga jauh kok, hampir setengah kiloan. Di perjalanan saya nemu batu berbentuk ombak, sepertinya batu2 ini terbentuk dari kikisan air ketika pasang.
Di dekat gugusan batu karang, banyak pengunjung yang berenang. Saya mengurungkan niat untuk main air karena mau ngejar sunset di bukit Papuma. dari bawah pantai terlihat ada semacam tempat untuk memandang sekeliling dari ketinggian. Untuk mencapai tempat tersebut terdapat tangga dari semen yang memudahkan kita melaluinya. Dari atas sini kita bisa memandang luasnya samudra Indonesia yang biru, gugusan batu karang serta hempasan ombak yang menyajikan lagu paling merdu.
Kami agak lama di tempat ini. entah kenapa klo udah di laut saya memang betah lama2. Sambil ngelamun dan menikmati matahari yang perlahan turun dan menyisakan langit berwarna orange. Saya pun mengabadikan hempasan ombak Papuma lewat video di ipod. Warna hijau toska dan biru berpadu menjadikan mata betah berlama2 melihatnya. Pada akhirnya se-keukeuhnya kami ga mau pindah, tetap harus merelakan spot kami untuk gantian dengan pengunjung lain yang ingin ber-sunset-ria. Hehehe. Ekhois
Secara umum menurut saya fasilitas umum disini ala kadarnya. Warung makan jumlahnya terbatas dan tidak banyak variasi. Klo menjelang maghrib sangat gelap karena keterbatasan listrik, toilet umum bentuknya sederhana dan kurang banyak. Parkir untuk mobil kurang besar. Lokasi untuk melihat pantai dari atas bukit sudah banyak semen yang bocel2 dan penuh coret2. Pengunjung yang sudah capek2 naik ke atas kemudian kecewa dengan keterbatasan tempat duduk dan banyak sampah.
Akan lebih nyaman kalau diperbaiki lagi, diperluas dan dibuat dengan tempat duduk yang lebih banyak. Yang sangat urgent adalah ditambahnya tong sampah. Menurut saya ini pantai terjorok yang pernah saya datangi. Sayang sekali, padahal Papuma bisa menjadi satu dari sekian banyak tempat wisata terbaik di Jawa Timur.
Akan lebih nyaman kalau diperbaiki lagi, diperluas dan dibuat dengan tempat duduk yang lebih banyak. Yang sangat urgent adalah ditambahnya tong sampah. Menurut saya ini pantai terjorok yang pernah saya datangi. Sayang sekali, padahal Papuma bisa menjadi satu dari sekian banyak tempat wisata terbaik di Jawa Timur.
PS: ternyata selain Mas Anang, Jember juga kampungnya Mbak Dewi Persik. hihihihih
All photos by: Eky Rizki Darmawan