Monday, February 23, 2015

Flashback: The Lion King

Halo!

Sambil nunggu cucian kering dan siaran langsung Oscar 2015 dimulai, saya mau cerita pengalaman saya nonton Theater Musikal “Lion King” di Capitol Theater, Sydney. 


Saya sebenernya masih 50-50 soal nonton Teater, antara suka tapi saya itu gampang bosenan sebenernya. Dulu pernah nonton pertunjukan Sampek Engtay versi Teater Koma tahun 2009 dan saya sempet ketiduran *tuing*.

Lalu tahun 2010 saya nonton ORNOP yang di sutradarai oleh Joko Anwar. Kali ini, saya sangat menikmati pertunjukannya, anteng, ga pake acara ketiduran. Mungkin karena ORNOP mengangkat isu yang lagi rame dibicarakan pada saat itu dan jenisnya teater musikal, jadi ga bosen liatnya. Ada pertunjukan tarian dan nyanyian yang dibawakan secara live, belum lagi tata panggung dan kostum yang sebenarnya simple tapi pas.

Meski sudah banyak pertunjukan teater musikal yang diselenggarakan, tapi saya akhirnya agak milih2 klo soal nonton Teater.

Nah, Temen saya Annisa (yang nantinya akan jadi kakak ipar saya, ihiy), ngajakin nonton Teater Musikal Lion King. Tanpa pikir panjang saya langsung meng-iyakan. Pertama, karna Lion King itu film kesukaan saya waktu kecil, jadi kebayang bisa nostalgia, nyanyi2 bareng, inget2 tiap adegan, pokoknya bakal seru deh pikirannya. Kedua, its The Lion King! What's the worst that could happen? Hahahaha. Ketiga, penasaran juga kaya apa teater musikal versi Australia. 


Pertunjukan Teater Lion King ini pertama kali diproduksi di Amerika tahun 1997 dan menuai kesuksesan yang besar. Lalu setelah itu, pertujukan ini digelar di beberapa negara seperti Inggris, Jepang, Belanda, Jerman, Australia dll. Di Sydney sendiri pertunjukan Lion King berlangsung selama hampir 7 bulan. Dan saya beruntung banget bisa menyaksikan langsung.

Terdapat 2 babak pertunjukan dan break selama 20 menit. Selama pertunjukan berlangsung penonton dilarang keras membuka HP, karena pedaran sinarnya bisa menggangu penonton lain. Kita juga dilarang foto apalagi memvideokan. 


Trus gimana reviewnya? Dari awal pertunjukan saya ga berhenti2 bengong dan takjub liat pertunjukan ini. Serius! KEREN BANGET. Tata lampu, make up, sound system, kostum, koreografi tarian, tata panggung, sampe acting para aktor/aktrisnya juga KEREEEENNN! Ya ampun beneran deh ga nyesel udah ngeluarin uang $50. It was totally worth it! Tepuk tangan dan pekikan kagum juga ga henti2 berkumandang. Semua orang larut dengan kekaguman.

Di awal pertunjukan saya sudah merinding liat performancenya Rafiki menyanyikan lagu pembuka, yang bikin merinding itu suaranya, musik dan tata panggung yang menghipnotis saya seakan2 berada ada di Afrika. 


Meski saya duduk jauh dari panggung, tapi saya bisa liat (lewat teleskop) gimana kostum dan make-upnya serasi didukung oleh pencahayaan yang bagus. Desainer kostumnya detail banget, rapih ga ada yang "biasa" aja. Tata panggungnya juga keren, gabungan antara digital dan properti panggung pun menjadi saling melengkapi. Semua elemen pendukung teater ini benar2 membuat film animasi yang kita liat dulu di bioskop dibuat nyata di atas panggung.

Adegan yang saya tunggu adalah ketika Simba, Timon dan Pumbaa nyanyi Hakuna Matata. Rata2 penonton bertepuk tangan riuh dan ikut menyanyikan lagu ini. Seperti kembali ke masa lalu. Entah kenapa saya jadi suka dan semacam nagih untuk liat pertunjukan teater. Cita2 saya, kelak saya ingin liat pertunjukan "Turandot" dan pengen liat pertunjukan balet Swan Lake. Mudah2an tercapai yaa. Aaminn. 

Anyway, di awal tahun ini saya dapet kabar klo Les Miserables akan dimainkan di Capitol Theater. KYAAAAA!!! Saya suka ceritanya, saya suka filmnya (meski belum baca bukunya), mudah2an tiketnya dapet jadi bisa nulis review teater musikal lagi :-)

Sunday, February 8, 2015

Salamanca Market

Hampir semua orang yang pernah ke Tasmania merekomendasikan “Salamanca Market” sebagai tempat yang WAJIB hukumnya untuk dikunjungi. Alasannya karna Salamanca Market identik dengan Hobart. Klo ke Hobart ga ke Salamanca Market kaya makan indomie ga pake telor, kurang sedep gimana gitu. *halah*
 
Sebenarnya Salamanca Market itu terletak di sebuah gedung yang didalamnya dijual barang2 local art and craft, tapiiii harganya mahal, macam2 fine art gitu. Nah setiap sabtu pagi dari jam 08.30 – 15.00 ada semacam pasar kaget yang berlokasi di depan di depan gedung Salamanca Market. Pasar kaget ini yang dimaksud temen saya.  



Selain di Hobart, ada juga beberapa Saturday/Sunday market di kota lain, seperti di Launcheston. Namun konon tidak seunik, sebesar dan selengkap Salamanca Market. Tentunya ini SURGAAAAA bagi saya yang doyan pernak pernik khas kota asal. Lumayan buat ngumpulin oleh2 buat orang rumah.  Hehehe.



Letak Salamanca Market cukup dekat dengan pusat kota Hobart, bisa dicapai dengan berjalan kaki sekitar 15 menitan. Klo naik mobil agak repot di cari parkir, serius, susah banget cari parkir! Jadi menurut saya enakan jalan kaki sambil menikmati kota Hobart. Udara di Hobart itu enak banget lho, semriwing2 seger gitu, kaya di puncak pass.

Ada apa aja di Salamanca Market?
Semua ada disini, dari mulai pernah pernik khas Tasmania, aksesoris, makanan, sayuran sampe buah2an. Dan ternyata bener pasar kaget ini besar bangeet. Ada 2 sisi gitu, dan untuk 1 sisinya saya menyusuri hampir 1.5 jam. 

Di pasar kaget ini jangan lupa untuk nyobain Ginger Beer (non alkohol) khas Tasmania, alias Wedang Jaheeee! Bedanya klo di Tasmania diminumnya dingin2 dan dikemas pake botol kaya botol bir gt. Rasanya sih sama aja kaya wedang jahe. Hahahaha.


Selain Ginger Beer, ada juga makanan yang patut dicoba, yaitu: sosis salmon. Seumur2 saya belom pernah denger, liat bahkan makan sosis salmon. Rasanya? Asiiiinn! Jadi lebih baik bawa saos sambel belibis sachet untuk nutupin rasa asinnya. 

 
Oleh2 Khas Tasmania
Di Salamanca Market ini banyak dijumpai oleh2 khas Tasmania diantaranya: boneka Tasmanian Devil (of course), aroma terapi dan sabun shampoo bunga Lavender, tas2/gantungan kunci/magnet/keramik dan aksesoris bertuliskan Tasmania. Harganya sebenernya relatif lebih mahal dari pada kita beli oleh2 di Queen Victoria Market, Melbourne atau Paddy's Market, Sydney. Tapi barang yang dijual di Tasmania juga beda kualitas dan bukan mass production.    

Saya sangat merekomendasikan Salamanca Market ini untuk dikunjungi, terutama bagi yang suka barang2 antik, pernak pernik lucu khas Tasmania :)

Saturday, February 7, 2015

Port Arthur, Island of the Death

Pagi2 sekali kami sudah bersiap untuk mengunjungi Port Arthur. Teman sekamar kami, bule dari Polandia, terheran2 dengan niat kami untuk mengunjungi Port Arthur. “Its a prison, why you wanna go there?”. Dengan singkat saya menjawab: “because its one of Hobart’s point of interest, they said we should visit Port Arthur”. Sambil ketawa, si bule menjawab: “in Poland we have so many scary prison, so no thanks I’d rather go somewhere else”. Yaa dimaklumi sih, malah mungkin penjara di Polandia lebih menyeramkan, terutama penjara pada era Nazi berkuasa.
 
Port Arthur berada 95 km dari Hobart atau sekitar 1.5 - 2 jam perjalanan naik mobil. Agak jauh memang, namanya juga penjara. Ibarat nusa kambangan kali ya :p

Menurut website PortArthur, selain naik mobil, pengunjung juga bisa naik bis dan ferry, info lengkapnya bisa dilihat disini. Seru juga kali ya klo naik ferry, tapi dengan mempertimbangkan cuaca yang mulai mendung dan udah bayar sewa mobil selama 5 hari, kami memutuskan naik mobil saja. www.gamaurugi.com :p


HTM Port Arthur untuk adult sebesar $35, untuk concession $27. Ada beberapa paket yang ditawarkan untuk mengunjungi beberapa tempat tertentu seperti penjara untuk remaja/kuburan dengan didampingi tour guide. Paket ini harganya dipatok beda lagi dari HTM biasa, lebih mahal jatohnya. Selain paket tambahan tadi, ada lagi ghost tour yang dilakukan malem2! Ya ampun, ga deh makasih, udah bener2 kita ga bisa liat hantu, ini malah pengen dicari. *tepok jidat*. Untuk seukuran wisata penjara, lumayan juga ya paket tournya. Mana mahal2 lagi hahahaha.

Kami membeli tiket concession dengan mengeluarkan kartu sakti kami (kartu pelajar). Tiket ini sudah termasuk: 
  • Tiket masuk ke semua situs yang ada di Port Arthur, tiket ini berlaku seharian dengan 2x boleh keluar masuk area Port Arthur.
  • Map dan juga tour guide
  • 40 menit walking tour tentang Port Arthur
  • 30 minute harbour cruise
  • Akses ke 30 bangunan bersejarah yang terdapat di kompleks Port Arthur.
  • Akses ke the Visitor Centre, the Lottery of Life, Museum and Convict Study Centre yang terdapat di the Asylum building
  • Akses ke the Convict Water Supply Trail dan the Dockyard

Lumayan ya dengan harga segitu udah bisa puas mengelilingi Port Arthur.

Sejarah Port Arthur
Berdasarkan penuturan dari Ibu guide, baca brosur dan sedikit browsing, ternyata sebelum jadi penjara tempat ini awalnya adalah tempat pengolahan kayu. Sayangnya saya tidak menemukan alasan kenapa kemudian dirubah fungsinya menjadi penjara. Umumnya para kriminal yang dikirim ke penjara Port Arthur adalah para pemberontak dan pencuri. Ga cuma pria dan wanita saja yang dikirim ke penjara ini, tetapi juga anak2 remaja. 


Penjara ini mendapat istilah “Island of the Death” karena mayoritas kriminal tidak pernah keluar dari kompleks penjara sampai mereka meninggal. Kriminal yang telah selesai menjalani masa hukuman kemudian menjadi buruh kasar atau diberikan pekerjaan menjadi koki masak, menjadi pelayan penjaga penjara ataupun jadi tukang bersih2. 

Banyak orang yang menganggap Port Arthur ini sebagai penjara yang mengerikan karena hukuman psikologis yang didapat oleh para kriminal. Dalam kesehariannya para kriminal dilarang berbicara satu sama lain, alasannya agar dalam keheningan mereka merefleksi kesalahan mereka. Alhasil banyak kriminal yang jadi gila karena ga boleh berinteraksi, ditambah kondisi penjaranya yang gelap dan mungkin mereka stress karna memikirkan akan menghabiskan sisa hidup mereka di tempat terpencil.

Daya tarik Port Arthur
Selain cerita tentang sejarahnya, daya tarik Port Arthur juga terletak pada sisa runtuhan bangunan penjara yang masih ada sampai sekarang. Waktu saya datang, sebagian bangunan utamanya (Penitentiary) lagi di renovasi. Untungnya ada beberapa situs yang bisa diexplore seperti: separate prison, dockyard, grounds and gardens, coal mines historic sites. 


Kesan saya waktu pertama kali menginjakkan kaki di Port Arthur adalah tempat ini bagus banget pemandangannya. Ga nyangka klo dulunya pernah jadi penjara yang menakutkan. Rata2 bangunan yang ada sudah direnovasi dan di cat sehingga tidak menyeramkan seperti cerita sejarahnya. Beberapa tempat malah bisa disewakan untuk perhelatan pernikahan atau kumpul2 keluarga. 

Untuk sekedar memberi gambaran akan kelamnya Port Arthur, pengunjung bisa merasakan suasana atau napak tilas kondisi penjara di Museum and Convict Study Centre yang terdapat di the Asylum building. Di Museum ini, diceritakan bagaimana suasana persidangan dan bagaimana dakwaan kepada para kriminal diputuskan. Rata2 kesalahan mereka tidak sebanding dengan hukuman yang di dapat. 

Meskipun terkesan kelam, tetapi saya merekomendasikan tempat ini untuk didatangi karna keindahan panoramanya. Klo kamu gimana? Tempat seram apa yang pernah disinggahi?